Para Purnawirawan Jenderal di Tim Pemenangan Prabowo - Sandiaga
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Endri Kurniawati
Selasa, 2 Oktober 2018 09:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sederet nama purnawirawan jenderal Tentara Nasional Indonesia dari aneka matra tercantum dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Para purnawirawan itu di tim pemenangan Prabowo itu memiliki beragam latar belakang, mulai mantan Kepala Badan Intelijen Strategis hingga mantan menteri.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan para purnawirawan jenderal ini memiliki pengalaman yang akan berguna untuk pemenangan Prabowo - Sandiaga. Dia tak menampik para purnawirawan ini akan banyak bergerak menggalang dukungan di daerah. "Istilahnya perang teritori," kata Habiburokhman di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad, 30 September 2018.
Baca:Pejabat Tak Wajib Terlibat dalam Tim Pemenangan ...
Berikut beberapa purnawirawan jenderal di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga itu:
- Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijanto - Wakil Ketua Dewan Penasihat
Tedjo Edhy adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di era awal pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tak sampai sepuluh bulan, Tedjo terkena reshuffle dan digantikan Luhut Binsar Pandjaitan.
Selama menjadi menteri, Tedjo dinilai beberapa kali melontarkan pernyataan yang blunder. Dalam polemik Komisi Pemberantasan Korupsi versus Kepolisian Republik Indonesia, misalnya, Tedjo menyebut bahwa dukungan untuk KPK berasal dari rakyat tidak jelas.
Tedjo politikus Partai Nasdem sebelum bergabung dengan Partai Berkarya pada 2016. Di struktur partai yang didirikan oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto itu, dia Ketua Dewan Pertimbangan, sebelum akhirnya digantikan oleh Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto yang hijrah dari Partai Golkar.
Baca: Tim Pemenangan Prabowo Bertabur Ulama dan ...
- Letnan Jenderal TNI (purn) Yunus Yosfiah - Wakil Ketua Dewan Penasihat
Yunus Yosfiah adalah mantan Menteri Penerangan era Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Lulusan Akademi Militer Nasional angkatan 1965 ini Menteri Penerangan yang terakhir, sebelum jabatan itu dihapus Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Nama Yunus Yosfiah kerap disebut belakangan ini seiring dengan polemik tahunan pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Yunus-lah yang menyatakan penghentian pemutaran film propaganda itu. Keputusan itu diambil lantaran adanya nuansa pengkultusan tokoh dalam sinema besutan Arifin C. Noer. Hal itu dinilai tak sejalan dengan semangat reformasi. Selain itu, Kementerian Penerangan di era Yunus menghapuskan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) yang menandai berakhirnya pengekangan terhadap pers.
Yunus juga disebut sebagai pelaku penembak lima wartawan asing di Balibo, Timor Timur pada 16 Oktober 1975. Peristiwa ini juga dikenal sebagai Balibo Five (Balibo 5). Dua wartawan asal Inggris, dua wartawan Australia, dan satu wartawan Selandia Baru tengah melakukan investigasi ihwal persiapan tentara Indonesia ke Timor Timur.
Pada 2007, Pengadilan Koroner negara bagian New South Wales Australia mengungkap bahwa Yunus Yosfiah adalah tentara yang memulai tembakan pertama terhadap para wartawan itu. Sejumlah saksi mengungkap bahwa Yunus terlibat. Ketika peristiwa itu terjadi, Yunus berpangkat kapten infanteri dan berperan sebagai komandan lapangan operasi di Balibo.
Baca: Beredar 12 Nama Kandidat Tim Pemenangan ...
Ditemui di rumahnya, Yunus menolak berbicara. "No comment!" kata dia kepada Aqida Swamurti dari Tempo pada 17 November 2007.
Karier politik mengantar Yunus menjadi Ketua Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 2007. Tiga tahun setelah pensiun dari TNI pada 1999, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan ini bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Di partai ini, Yunus sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada 2015, Yunus bergabung dengan Partai Gerindra dan didaulat sebagai anggota Dewan Pembina. Di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Yunus menjadi anggota Dewan Penasihat.
<!--more-->3. Mayjen (Purn) Glenny Kairupan -- Direktur Penggalangan
Glenny teman seangkatan Prabowo dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Akademi Militer angkatan 1970. Pada 2012, Glenny resmi bergabung dengan Partai Gerindra.
Glenny anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Almarhum Suhardi, Ketua Umum Partai Gerindra sebelum Prabowo, menyebut Glenny-lah yang menggalang dukungan dari bekas koleganya di Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Kepolisian RI untuk berbondong-bondong masuk Gerindra.
Baca: Diajak Masuk Tim Sukses Prabowo, Begini ...
Karir militer Glenny melesat saat konflik di Timor Timur hingga menjadi Komandan Komando Resor Militer (Danrem). Dia pernah diperiksa oleh Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Timor Timur.
- Letnan Jenderal TNI (purn) Yayat Sudrajat - Direktur Pengamanan dan Pengawasan
Lulusan Akademi Militer 1982 ini Wakil Ketua Umum Partai Berkarya.
Yayat pernah menjadi Direktur Kontraterorisme Deputi Bidang Kontra Intelijen Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI. Jabatan terakhirnya di pemerintahan adalah Sekretaris Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan.
Juli 2018, Yayat bergabung dalam deklarasi purnawirawan Komando Pasukan Khusus mendukung Prabowo. Dia menghadiri deklarasi itu meski Partai Berkarya belum memutuskan mendukung Prabowo di pilpres 2019.
<!--more-->
Laksamana Madya TNI (purn) Moekhlas Sidik - anggota Dewan Pengarah
Purnawirawan Angkatan Laut ini politikus Partai Gerindra. Moekhlas bergabung dengan partai ini pada 2012. Setelah Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi meninggal, Moekhlas menjadi Ketua Harian untuk membantu Prabowo yang merangkap jabatan sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina.
Moekhlas kini berkontribusi di Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga sebagai anggota Dewan Pengarah.
Baca: Kata Tim Jokowi Soal Aktivis ...
- Mayor Jenderal TNI (purn) Judi Magio Yusuf - Wakil Ketua
Di Partai Gerindra, Judi Margio Jusuf anggota Dewan Pembina.
Setelah purnatugas di TNI, Judi lebih banyak berbisnis. Saat ini, dia Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen PT Ancora Indonesia Resource Tbk (AIR). Dia menjadi wakil komisaris utama di perseoran yang bergerak di bidang pertambangan itu sejak 2012. Pada periode 2008-2012, Judi adalah komisaris utama. Judi juga merangkap sebagai komisaris PT Inti Karya Persada Teknik sejak 2007.
Semasa aktif di militer, Judi Magio pernah menjabat Asisten Pengamanan Kepala Staf TNI AD pada 2003-2006, Atase Pertahanan RI di Canberra, Australia pada 1998-2001 dan Staf Atase Pertahanan RI di London, Inggris pada 1986-1989. Judi lulus dari AKABRI pada 1973 dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada 2002.
- <!--more-->
- Brigadir Jenderal TNI (purn) Anwar Ende - Wakil Sekretaris
Anwar Ende pernah menjadi Komandan Pusat Intelijen Angkatan Darat (Pusintelad) pada 2004-2008. Di Partai Gerindra, Anwar anggota Dewan Pembina. - Mayor Jenderal TNI (purn) Musa Bangun - Sekretaris Eksekutif
Mantan Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat ini kini didapuk sebagai Sekretaris Eksekutif di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga. Musa juga Ketua Umum Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR), organisasi sayap Gerindra yang menjadi wadah berkumpulnya para purnawirawan. - Mayor Jenderal TNI (purn) Arifin Seman - Direktur Monitoring, Analisa, dan Advokasi Tim Pemenangan Prabowo- Sandiaga
Arifin adalah anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Karir militer mengantarnya menjadi Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) pada 2009-2010. Dia juga pernah menjadi Tenaga Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhanas. Sejak tahun ini, Arifin menjadi Direktur Utama PT Trimuda Nuansa Citra, perusahaan jasa pengiriman udara.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | MAJALAH TEMPO