TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf Amin di Pilpres 2019, Erick Thohir, tidak menjawab tegas saat ditanyai apakah dirinya akan menerima bila ditawari jabatan menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf di pemerintahan mendatang. Erick hanya menjawab, ia merindukan kehidupan lamanya sebagai pengusaha.
“Kangen dengan dunia saya. Kemarin seperti biasa habis Asian Games umrah, kemarin bisa umrah. Spent waktu dengan keluarga dan dunia usaha. Saya rasa pekerjaan yang sangat terhormat juga. Tidak semua harus jadi public service,” kata Erick di Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Rabu 17 Juli 2019.
Menurut Erick banyak figur lain yang sudah berkeringat dan bekerja dengan baik. Tanpa menyebut siapa, figur-figur ini menurut Erick pas untuk membantu pemerintahan. Ia menekankan yang terpenting adalah kabinet menteri bisa kompak.
Ia juga menilai kementerian di periode ini cukup bagus. Menteri yang saat ini menjabat, menurut dia, sudah bekerja keras sehingga mencapai angka pertumbuhan yang baik di segala sektor.
Erick pun mengaku tidak tahu ihwal pembahasan menteri. Menurutnya sebagai tim kampanye, ia hanya bertugas memenangkan Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres, tidak bertugas membantu menyusun kabinet.
“TKN ini bukan tim pembentukan kabinet namun tim pemenangan dan tugasnya sudah selesai,” tuturnya. “Saya rasa kalau penetapan kabinet langsung beliau (Jokowi). Tidak ada tim transisi, seperti tahun 2014. Kan beliau melanjutkan.”
Bagi bos Mahaka Group ini, baik menteri atau pengusaha, masing-masing memiliki pemikiran dan jalurnya sendiri. Ia mengatakan Indonesia dibangun bukan hanya oleh birokrasi, tapi juga ada andil dari para pengusaha. Di periode 2019-2024 ini, ia menilai adalah waktu yang tepat menuju target Indonesia negara besar di 2030-2045.
“Semua kerja baik. Terpenting 2019-2024 adalah masa yang tepat. Kenapa tepat, karena tadi, mimpinya sudha tepat katanya 2030-2045 (Indonesia) akan jadi negera besar,” ucap dia.