TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei lembaga Indo Barometer yang dirilis pada Selasa, 2 April 2019 menyatakan program tiga kartu sakti calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi belum dikenal luas oleh publik.
Baca: Indo Barometer: Mayoritas Pemilih Tak Kenal 3 Kartu Sakti Jokowi
Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, mengatakan tingkat pengenalan pemilih terhadap tiga kartu itu masih di bawah 40 persen. "Yang kenal atau tahu belum maksimal, di bawah 40 persen," katanya di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, 2 April 2019.
Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin, Usman Kansong, menanggapi temuan lembaga sigi tersebut. Ia menyebut, telah mengevaluasi temuan itu, dan pihaknya akan terus mensosialisasikan tiga kartu ini hingga akhir masa kampanye. "Akan terus sampai ujung masa kampanye untuk mensosialisasikan itu. Paling itu evaluasinya," kata Usman saat dihubungi, Rabu 3 April 2019.
Simak juga: Mengukur Kekuatan Narasi Politik Jokowi Vs Prabowo
Tiga kartu sakti Jokowi itu pertama kali diperkenalkan pada saat perhelatan Konvensi Rakyat bertajuk Optimisme Indonesia Maju di Sentul, Februari 2019. Jokowi menyampaikan akan meluncurkan tiga kartu baru untuk penguatan program kesejahteraan sosial. Ketiga kartu itu adalah Kartu Indonesia Pintar yang berlanjut hingga dapat membiayai kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra Kerja.
Berikut tiga kartu tersebut:
1. Kartu Pra Kerja
Menurut Jokowi kartu Pra Kerja dikeluarkan untuk mendukung anak-anak Indonesia agar memiliki peluang masuk ke dunia industri dan dunia kerja. Ia menyebut itu adalah investasi yang dilakukan pemerintah.
Dengan memegang kartu ini, para lulusan Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, hingga akademi, yang ingin masuk ke dunia kerja akan dilatih terlebih dahulu. Pelatihan itu bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.