TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei lembaga Indo Barometer menyatakan program tiga kartu sakti Jokowi yaitu Kartu Sembako Murah, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, dan Kartu Prakerja, belum dikenal luas oleh publik. Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, mengatakan tingkat pengenalan pemilih terhadap tiga kartu itu masih di bawah 40 persen.
Baca juga: Hasil Survei 5 Lembaga Soal Elektabilitas Jokowi dan Prabowo
"Yang kenal atau tahu belum maksimal, di bawah 40 persen," katanya di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, 2 April 2019.
Ia mencontohkan masyarakat yang mengetahui program KIP Kuliah hanya 27 persen. Sementara 73 persen belum pernah mendengarnya.
Begitu pula dengan Kartu Sembako Murah. Baru 40,5 persen masyarakat yang mendengarnya. Sedangkan 59,5 persen belum tahu.
Hal senada berlaku juga untuk Kartu Prakerja. Menurut Hadi, hanya 27,8 persen warga yang mengenalnya dan 72,2 persen belum mengetahuinya.
Meski begitu, kata hadi, tingkat kesukaan publik terhadap program tiga kartu sakti itu tinggi. Ia menuturkan masyarakat yang mengetahui dan setuju KIP Kuliah sebanyak 85,5 persen, mendukung Kartu Sembako Murah 89,9 persen, dan suka Kartu Prakerja 69,2 persen.
Tiga kartu sakti Jokowi itu pertama kali diperkenalkan pada saat perhelatan Konvensi Rakyat bertajuk Optimisme Indonesia Maju di Sentul, Februari lalu.
Baca juga: Kampanye Terbuka Dinilai Tak Menambah Elektabilitas Capres
Jokowi menyampaikan akan meluncurkan tiga kartu baru untuk penguatan program kesejahteraan sosial. Ketiga kartu itu adalah Kartu Indonesia Pintar yang berlanjut hingga dapat membiayai kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra Kerja.
Di dalam pidatonya, Jokowi juga bertekad meningkatkan dana abadi pendidikan dari sebelumnya Rp 66 triliun menjadi Rp 100 triliun, serta dana abadi penelitian dan pengembangan dari Rp 1 triliun menjadi Rp 50 triliun dalam lima tahun ke depan.