Survei FT Confidential Research: Jokowi Mungkin Menang Tipis

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 11 April 2019 14:19 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, dalam debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019. Diedit dari ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei dari Financial Times (FT) Confidental Research yang dirilis hari ini, 11 April 2019, di laman resmi mereka, menunjukkan kemungkinan calon presiden inkumben, Joko Widodo atau Jokowi menang dalam Pilpres dengan selisih tipis. Menurut survei ini, meski elektabilitas Jokowi jauh memimpin di berbagai hasil sigi, namun faktor swing voters dan sejarah berkata lain.

Baca juga: Kubu Jokowi Akui Ada Dinamika Elektabilitas Menjelang Pencoblosan

Elektabilitas Jokowi - Ma’ruf Amin, dalam beberapa hasil lembaga survei memang cukup jauh dari rivalnya. Hasil survei FT sendiri, menunjukkan 52,6 persen untuk Jokowi - Ma’ruf dan 32,3 persen untuk Prabowo - Sandiaga Uno.

Namun menurut peneliti FT, Andi Haswidi, swing voters jadi salah satu faktor mengapa hasil pilpres sulit diprediksi. Swing voters dalam survei mereka cukup besar, yakni 33,5 persen. “Swing ini memang pada intinya bisa berubah pilihan kapan saja. Dan itu yang kami temukan di survei kemarin,” ujar Andi saat dihubungi Tempo, Kamis 11 April 2019.

Sementara itu capres kubu oposisi, Prabowo Subianto, ia sebut mendapat momentum dari swing voters ini. Pasalnya, belakangan cukup banyak berita miring untuk Jokowi yang menggoyang jalan inkumben menuju periode kedua.

Advertising
Advertising

“Berita buruk ini secara fundamental tidak masif. Tapi tetap akan mempengaruhi pendapat orang-orang,” tuturnya.

Sebanyak 23,2 persen pendukung Jokowi menyatakan dapat mengubah dukungan. Pendukung Prabowo sebanyak 25,1 persen menyebut bisa jadi mengubah dukungan. Adapun 87,4 persen yang kini memilih golput, menyatakan bisa jadi memutuskan untuk menetapkan dukungan.

Faktor lain, kata Andi, yang menyebutkan Pilpres sulit diprediksi adalah pengalaman pemilu sebelumnya. Ia mencontohkan pada Pilkada DKI Jakarta 2017, banyak lembaga survei yang menyebut Basuki Tjahaja Purnama atau BTP dan Anies Baswedan, akan memiliki selisih tipis.

Baca juga: Alasan TKN Jokowi-Ma'ruf Tak Publikasikan Hasil Survei Internal

“Namun hasilnya Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur dengan selisih besar,” kata Andi.

Survei ini dilakukan pada Maret - April 2019, dengan 1.000 responden di 35 daerah urban di Indonesia. Tingkat kepercayaan survei 95 persen, dan margin of error 3 persen.

Berita terkait

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 menit lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

25 menit lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

10 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

10 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

11 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

12 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

14 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

15 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

15 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya