Kubu Prabowo Ingin Konsisten Berkampanye di Media Sosial

Jumat, 1 Maret 2019 20:46 WIB

Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno melambaikan tangan usai sholat jumat di Masjid Agung Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat, 1 Maret 2019. Sandi bertemu warga Kota Tegal dalam rangka berkampanye untuk dukungan pemenangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dhimam Abror, tak ambil pusing dengan hasil survei Cyrus Network ihwal titik jenuh kampanye di media sosial. Dhimam mengatakan kubunya akan tetap menjalankan berkampanye media sosial.

Baca: Survei: Tim Sukses Jokowi dan Prabowo Minim Kerja di Lapangan

"Kami tetap istiqomah dan konsisten dengan strategi kami," kata Dhimam kepada Tempo, Jumat, 1 Maret 2019.

Politikus Partai Amanat Nasional ini juga menyinggung kredibilitas lembaga survei terkait. Menurut dia, ada agenda terselubung untuk mendiskreditkan media sosial. Dhimam juga mengungkit ucapan calon presiden inkumben Joko Widodo saat perayaan Hari Pers Nasional 9 Februari lalu di Surabaya. Jokowi kala itu menyebut media massa arus utama lebih dipercaya daripada media sosial. "Strategi kubu sebelah adalah men-downgrade dan mendiskreditkan medsos," kata dia.

Dhimam mengatakan kubu Prabowo-Sandiaga akan tetap bergerak di media sosial. Namun, dia mengakui pergerakan maya ini hanya untuk menopang kampanye di lapangan. "Masing-masing medsos punya plus-minus dan untuk masing-masing kami punya strategi masing-masing," ujarnya.

Advertising
Advertising

Survei Cyrus Network menyatakan kampanye di medsos sudah mencapai titik jenuh dan hanya sekadar riuh. CEO Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, hanya sekitar 40 persen pemilih yang terkoneksi dengan informasi di media sosial dan aplikasi perpesanan seperti Whatsapp dan Line. Sisanya, sebanyak 60 persen masyarakat belum bersentuhan dengan sumber-sumber informasi.

Hasan merinci, media sosial paling tenar adalah Facebook yang diakses oleh 32 persen populasi. Di kategori aplikasi perpesanan, Whatsapp menempati posisi teratas dengan 32 persen pengakses.

Baca: Bertemu Prabowo, Komunitas Kesehatan Keluhkan JKN - BPJS

"Sementara Twitter yang tampaknya selalu paling heboh, hanya diakses oleh 4 persen populasi saja," kata Hasan melalui keterangan tertulis, Kamis, 28 Februari 2019.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

3 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

3 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

4 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

7 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

8 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

8 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

11 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

11 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya