Soal Laporan Propaganda Rusia, Perludem: Publik Bisa Jenuh

Reporter

Fikri Arigi

Kamis, 7 Februari 2019 12:32 WIB

Seorang pelapor dari Advokat Peduli Pemilu, M Taufiqurrahman melaporkan calon presiden Joko Widodo alias Jokowi dan beberapa anggota Tim Kampanye Nasional ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rabu, 6 Februari 2019. Jokowi dilaporkan terkait pernyataannya yang menggunakan istilah propaganda Rusia. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan banyaknya laporan mengenai isu-isu sensasional seperti calon presiden Joko Widodo atau Jokowi beserta Tim Kampanye Nasional (TKN) ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) soal 'propaganda Rusia', dapat membuat publik jenuh. Banyaknya laporan ke Bawaslu dengan dugaan pelanggaran politik memiliki dua sisi.

Sisi baiknya baik peserta pemilu maupun publik percaya untuk menyelesaikan masalah pemilu dengan hukum pemilu. Sisi lainnya, harus ada pertimbangan dan memilih kasus mana yang memang memenuhi unsur delik atau pelanggaran, dan mana yang bagian dari diskursus politik. "Artinya mereka percaya kepada hukum, namun mestinya mereka bisa lebih bijaksana," kata Titi saat dihubungi Tempo, Kamis, 7 Februari 2019.

Baca: Jokowi dan TKN Dilaporkan ke Bawaslu soal Propaganda Rusia

Titi juga mengatakan agar hal ini tak terus menerus terjadi. Para elit politik seharusnya berfokus pada narasi gagasan dan program. Bukan malah menjejali publik dengan isu-isu sensasional dan kontroversial. Menurut dia hal ini dapat berujung pada publik yang jenuh dan malas dengan pemilu. "Akhirnya banyak yang bisa jadi korban dari pesimisme publik."

Jokowi dan beberapa anggota TKN pada Rabu 6 Februari dilaporkan Taufikurrahman dengan tuduhan melanggar pasal 280 Huruf c dan d Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Pasal itu melarang pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau peserta pemilu yang lain. Peserta pemilu juga dilarang menghasut dan mengadu domba perseorangan atau pun masyarakat.

Baca: Kedutaan Tak Tuntut Permintaan Maaf Jokowi soal Propaganda Rusia

Advertising
Advertising

Pelapor, Taufiqurrahman, mengatakan ucapan propaganda Rusia Jokowi diduga masuk ke dalam bentuk fitnah kepada pasangan calon Prabowo - Sandiaga Uno.

Menurut Perludem, seharusnya ini tidak dilakukan dalam kampanye pemilu. "Tidak ada saling menyerang yang pada prinsipnya tidak substantif." Bawaslu harus terlebih dulu menelusuri apakah terdapat pelanggaran, meski kata Titi akan sulit ditemukan pelanggarannya.

Berita terkait

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

4 menit lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

13 menit lalu

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.

Baca Selengkapnya

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

50 menit lalu

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

Sebelumnya, Kabar Jokowi bukan lagi anggota PDIP disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

Presiden Jokowi setuju dengan usul yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto tak perlu membawa orang 'toxic' masuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

1 jam lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 jam lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

Presiden Jokowi juga mengatakan RKP harus didasarkan pada hasil dengan memperhatikan return ekonomi yang dihasilkan.

Baca Selengkapnya

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

4 jam lalu

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

Eks Menteri ESDM, Arcandra Tahar tersangkut soal kewarganegaraan ganda hingga dicopot dari jabatan. Kkemudian diangkat Jokowi lagi jadi wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

4 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

4 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya