Erick Thohir Bantah Gaya Ofensif Jokowi karena Elektabilitas

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 6 Februari 2019 09:32 WIB

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Erick Thohir (tengah), Gubernur Jawa Timur terpilih dan juga Ketua Dewan Pengarah Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan), Wakil Ketua JKSN Arum Sabil (kiri), Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qornain KH. Yazid Karimullah (ketiga kanan), saat Deklarasi JKSN, di Ponpes Nurul Qornain, Desa Balet Baru, Sukowono, Jember, Jawa Timur, Kamis 22 November 2018. ANTARA FOTO/Seno

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Amin, Erick Thohir membantah bahwa gaya kampanye ofensif calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi belakangan ini, gara-gara panik akibat elektabilitas yang tak kunjung naik alias mandek. “Faktanya, berdasarkan hasil riset lembaga survei resmi dan diakui KPU, selisih suara kedua pasangan minimal 20 persen,” kata Erick Thohir melalui keterangan tertulis, Rabu, 6 Februari 2019.

Erick mengatakan hanya ada dua lembaga survei yang menyatakan selisih suara kedua pasangan calon tinggal satu digit, yakni lembaga Media Survei Nasional (Median) dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). "Namun, kita harus melihat track record.”

Baca:Cocokkan Jadwal Jokowi, Erick Thohir Temui Pihak Istana

Menurut pengusaha pendiri Grup Usaha Mahaka itu kubunya berkaca pada lembaga survei yang asosiasinya masuk ke KPU. “Lembaga survei yang diakui KPU itu memberi data kedua paslon itu bedanya masih 20 persen."

Pada 2014, Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) memutuskan untuk mengeluarkan Jaringan Suara Indonesia (JSI) serta Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dari keanggotaan Persepi. Pangkal masalahnya, kedua lembaga survei itu tidak bisa mempertanggungjawabkan publikasi hasil hitung cepat Pilpres 2014 bahwa Prabowo - Hatta unggul dengan selisih 1-2 persen suara.

Advertising
Advertising

Jika survei Median dan Puskaptis itu hendak diakui, rata-rata selisih elektabilitas kedua pasangan calon, masih di angka 15-18 persen. “Jadi, aneh bila disebut Jokowi - Ma'ruf panik. Yang terjadi seharusnya adalah sebaliknya,” ujar Erick Thohir.

Baca: Ma'ruf Amin Pasif Saat Debat, Erick Thohir: Sesuai Skenario

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai gaya menyerang Jokowi belakangan ini, tak lain sebagai bentuk kepanikan karena elektabilitas belum aman. Agar aman, sebagai inkumben elektabilitas Jokowi minimal 60 persen. Sedangkan Jokowi masih 53 persen. “Karena itu, Jokowi menggunakan strategi total football ala Barcelona," kata Adi Prayitno kepada Tempo pada Ahad malam, 3 Februari 2019.

Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf mengklaim elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto masih terpaut 20,4 persen. Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto lebih optimistis ketimbang Erick Thohir. Hasto mengklaim posisi mereka sudah cukup aman untuk saat ini. "Di sosial media, posisi kami bahkan mencapai 59,9 persen," ujar Hasto Kristiyanto saat ditemui di bilangan Menteng, Jakarta pada Selasa, 29 Januari 2019.

Survei TKN ini berbeda jauh dengan survei internal Badan Pemenangan Prabowo - Sandiaga. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, yang juga adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengklaim hasil survei internal BPN menemukan selisih elektabilitas antara Prabowo - Sandiaga tak lebih dari 11 persen dengan Jokowi - Ma'ruf. "Ada yang 5 sampai 7 persen, ada yang 6 sampai 10 persen, dan ada yang katakan 7 sampai 11 persen."

Berita terkait

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

5 jam lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

8 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

11 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

12 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

12 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

15 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Oxford United Usai Diakuisisi Erick Thohir: Sempat Terseok hingga Promosi ke Championship Liga Inggris

16 jam lalu

Rekam Jejak Oxford United Usai Diakuisisi Erick Thohir: Sempat Terseok hingga Promosi ke Championship Liga Inggris

Erick Thohir bersama Anindya Bakrie mengakusisi saham mayoritas Oxford United pada 2022.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

16 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

17 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

21 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya