PARA Syndicate: Tren Elektabilitas Jokowi Turun, Prabowo Naik

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Amirullah

Jumat, 14 Desember 2018 19:20 WIB

Dua calon presiden, Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto, tertawa bersama saat berbincang di sela acara Deklarasi Kampanye Damai di halaman Tugu Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 23 September 2018. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari lembaga kajian kebijakan PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, memaparkan hasil temuannya terkait tren elektabilitas Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019. Menurut Ari, dari himpunan beberapa hasil sigi lembaga survei, tren elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin cenderung menurun, sementara Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengalami tren naik.

Baca: Tim Jokowi Klarifikasi Strategi Menyerang Erick Thohir

"Untuk Prabowo-Sandiaga trennya justru naik, meskipun sebetulnya tipis. Minusnya kecil sekali dan gradiennya juga kecil. Tapi trennya sudah terbaca, kecenderungannya Jokowi - Ma'ruf turun, Prabowo - Sandiaga naik," kata Ari dalam paparannya di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat 14 Desember 2018.

Ari mengatakan, berbeda dengan survei, menurut Ari, dirinya justru meneliti hasil survei secara kualitatif. Data survei yang digunakan oleh Ari dalam menganalisa adalah survei-survei arus utama yang membagikan hasil surveinya dalam rentang waktu sejak Agustus hingga November. Alvara, LSI Denny JA, Y-Publica, Indicator, SMRC, Populi Center, Litbang Kompas, dan Median, adalah beberapa lembaga survei yang mendasari analisis Ari.

Ari pun telah menghimpun beberapa alasan mengapa tren elektabilitas Jokowi - Maruf turun, sedangkan Prabowo - Sandiaga naik. Inkumben, kata Ari, memainkan strategi kampanye yang cenderung monoton dan linier, serta masih mudah terpancing dengan kerap meladeni serangan lawan.

Advertising
Advertising

Baca: Sebulan Mejelang Debat Capres, Timses Jokowi Belum Persiapan

Sedangkan oposisi diuntungkan karena strategi menyerang kerap menembus pertahanan inkumben. Sebagai oposisi, mereka pun dicap sebagai pembawa perubahan bagi kalangan yang tidak puas dengan kinerja Jokowi selama memimpin.

"Karena sebagai penantang inkumben (Prabowo - Sandiaga) ter-branding sebagai pembaharu. Dan sebagai penantang mereka cukup efektif melancarkan strategi menyerang inkumben," ucap dia.

Selain itu, kata Ari, ada pula faktor lain yang mempengaruhi, yakni calon wakil presiden. Ari mengatakan, sejauh ini Ma'ruf Amin dianggap belum bisa mengangkat elektabilitas Jokowi. Menurut dia, Jokowi sampai saat ini masih bermodalkan pendukung yang sama seperti pada Pilpres 2014 lalu, yakni di kisaran 52-53 persen.

Sedangkan Sandiaga Uno diakui secara efektif mendongkrak elektabilitas Prabowo. Karena Sandiaga kerap melancarkan serangan darat dengan berkampanye ke berbagai daerah. Ditambah gaya berkampanye Sandiaga yang kerap berhasil memancing Jokowi untuk balas menimpali.

"Yang menarik adalah gaya kampanye Sandiaga Uno yang rajin blusukan dan menguntit dan mengontes gaya Pak Jokowi, dengan rambut pete atau dengan tempe setipis ATM, ternyata Pak Jokowi pun menjawab," tutur dia.

Berita terkait

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

17 menit lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

10 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

10 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

11 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

12 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

14 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

15 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

15 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

16 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya