Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta-Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga), Ferry Juliantono, berharap stasiun televisi swasta MetroTV lebih obyektif dan tidak partisan dalam pemberitaan yang menyangkut pemilihan presiden 2019.
Ferry menuturkan keinginan inilah yang menjadi salah satu alasan Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga memboikot Metro TV. "Sikap ini kami niatkan supaya Metro TV lebih bisa obyektif dan jangan jadi terlalu partisan gitu," kata Ferry kepada Tempo, Senin, 5 November 2018.
Ferry pun menyinggung soal kepemilikan Metro TV oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang merupakan pendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di pilpres 2019. Kendati pemilik Metro TV merupakan politikus, kata Ferry, timnya berharap televisi berita itu obyektif jika pemberitaan yang diangkat menyangkut kubu Prabowo - Sandiaga.
Ferry berujar keputusan memboikot Metro TV sudah dibahas melalui rapat Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga. Dia membeberkan ada sejumlah alasan yang mendasari pemboikotan tersebut.
Menurut Ferry, tim Metro TV kerap membuat tema yang menyudutkan Prabowo-Sandiaga. Ferry juga mengeluh ihwal diabaikannya usulan badan pemenangan menyangkut figur narasumber yang perlu diundang Metro TV.
Alasan berikutnya, kata Ferry, presenter Metro TV kerap memotong jika perwakilan timnya sedang menyampaikan pernyataan. Kata Ferry, presenter justru berlaku sebaliknya terhadap perwakilan tim pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Sering kali pihak host membiarkan perwakilan paslon nomor 01 berbicara panjang, tapi ketika juru bicara yang mewakili paslon nomor 02 selalu dipotong," kata dia.
Namun Pemimpin Redaksi Metro TV Don Bosco Selamun mempertanyakan tayangan-tayangan yang dipermasalahkan Badan Pemenangan Prabowo - Sandiaga. Dia berujar sejak perencanaan hingga penayangan, program-program di Metro TV menghadirkan narasumber yang berimbang dari kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandiaga.
Don Bosco mempersilakan tim Prabowo membuka kembali tayangan-tayangan talkshow politik Metro TV, seperti Opini Dua Sisi (OPSI), Election Talk, dan Partai Bicara. Dia mengklaim program-program itu sudah menghadirkan narasumber dari kedua kubu yang berkontestasi di pilpres 2019. "Pertanyaannya, mana yang tidak fair?"
Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan
4 jam lalu
Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan
Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.
Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran
5 jam lalu
Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
8 jam lalu
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.