TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warganet melalui media sosial Twitter meminta calon wakil presiden 02 Sandiaga Uno memikirkan karier politiknya yang masih panjang. Permintaan ini ramai diserukan di tengah kemelut situasi politik pascapemilihan presiden 2019, khususnya di tengah aksi massa pada 22 Mei kemarin.
Baca juga: Bertemu Prabowo, Sandiaga Tak Komentari Rusuh Aksi Massa 22 Mei
Menurut warganet, Sandiaga semestinya mengakui kekalahannya di pilpres 2019 dan berfokus menata jalan politiknya mendatang. Sikap kesatria ini, kata netizen, yang nanti akan diingat jika Sandiaga ingin kembali berlaga di pilpres 2024.
Seruan ini salah satunya dilontarkan oleh pemikir dan penulis Islam, Ulil Abshar-Abdalla. Lewat Twitternya, Ulil meminta Sandiaga tak membawa politik ke arah jalan buntu.
"Dear Mas @sandiuno: Anda masih muda. Anda masih punya karier politik yang panjang. Lakukanlah hal yang benar. "Kemarahan" ini hanya akan berakhir di jalan buntu dan akan mencelakakan negeri ini," tulis Ulil pada Rabu, 22 Mei 2019 pukul 12.57 WIB. Cuitan ini di-retweet lebih dari 1.400 kali dan disukai lebih dari 2.400 pengguna.
Permintaan serupa berikutnya juga disampaikan akun pengguna @profatitties. Selain meminta Sandiaga mengakui kekalahan, akun dengan 21 ribu pengikut tersebut meminta mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu hiraukan Prabowo.
"Ayo mas @sandiuno, belom terlambat buat menyelamatkan wajah mas yang ganteng itu dengan menenangkan massa dan ngaku kalah. Pak prabowo biarin aja udah tua soalnya," tulis @profatitties pada 22 Mei 2019 pukul 10.49 WIB. Cuitan itu mendapatkan lebih dari 1825 retweet dan lebih dari 2.500 likes.
Akun bernama @dondohananto menulis bahwa Sandiaga bertanggung jawab atas kericuhan yang terjadi pada aksi 21-22 Mei kemarin. Menurut dia, cawapres 02 ini membiarkan "penjahat-penjahat mengontrol partnernya yang sudah delusional".
"We will remember your legacy and if you still want to run in 2024, we will forever remind you of this (Kami akan mengingat warisan Anda ini dan jika Anda masih mau maju di 2024, kami akan terus mengingatkan Anda soal ini," cuit @dondohananto pada 22 Mei 2019 pukul 15.08 WIB.
Pengguna lainnya bernama @selphiusagi juga mendesak Sandiaga meninggalkan Prabowo. Sikap mengakui kekalahan, kata dia, justru akan menarik simpati dan rasa hormat publik.
"You still have long way to go, don't drown your future in his (Prabowo) obsession (Jalan Anda masih panjang, jangan menenggelamkan masa depan Anda dalam obsesi Prabowo)," tulis @selphiusagi pada 22 Mei 2019 pukul 16.45 WIB.
Selama 21-22 Mei 2019, Sandiaga belum berbicara kepada awak media. Dalam dua kali konferensi pers, Sandiaga hanya mendampingi Prabowo tanpa mengucapkan sepatah kata.
Baca juga: Sandiaga Belum Putuskan Ikut Aksi 22 Mei: Tunggu Kajian Hukum
Namun, Sandiaga mencuit melalui akun Twitternya bahwa perjuangannya dan Prabowo di pilpres 2019. "Perjuangan belum berakhir. Saya akan selalu berjuang di samping Pak Prabowo hingga titik darah penghabisan demi pendewasaan demokrasi di negeri ini dan terciptanya sistem demokrasi yang jujur yang adil," tulis Sandiaga pada Selasa, 21 Mei 2019.
Pada hari itu juga Prabowo menyatakan menolak penetapan rekapitulasi hasil pilpres yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum pada Selasa dini hari.
Kendati Prabowo menyatakan akan menempuh jalur konstitusional, para pendukungnya menggelar aksi memprotes hasil pilpres di kantor Badan Pengawas Pemilu pada 21-22 Mei kemarin. Kericuhan dan bentrok massa dengan aparat sempat terjadi dalam aksi itu, bahkan dikabarkan jatuh sejumlah korban jiwa dan luka-luka.