TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla, membantah tudingan kubu lawan soal tabloid Indonesia Barokah. Dia mengatakan tabloid tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan TKN.
Baca: Bawaslu Investigasi Dalang Tabloid Indonesia Barokah
JK telah mendengar penjelasan dari anggota TKN, salah satunya dari Wakil Ketua TKN Moeldoko soal tabloid tersebut. Mereka mengaku bukan dalangnya.
Di sisi lain, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga juga mengatakan tidak memproduksi tabloid tersebut. "Jadi siapa yang berbuat ini ya tentu kami tidak tahu," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
Sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, JK sendiri memerintahkan agar tabloid tersebut dibakar saja jika diedarkan di tempat ibadah. "Janganlah memecah belah umat dengan mengirim ke masjid atau tempat ibadah," ujarnya.
Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, menuding Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Irfan Wahid sebagai dalang di balik tabloid Indonesia Barokah. Andre mengaku menemukan jejak digital pria yang akrab disapa Ipang Wahid itu di situs indonesiabarokah.com. Dia melihat website tersebut memiliki konten yang berisi logo serupa Tabloid Indonesia Barokah.
Andre berkeyakinan tabloid Indonesia Barokah pasti ada hubungannya dengan indonesiabarokah.com. "Kayak Tempo.co pasti versi cetaknya, Koran Tempo. Kalau websitenya indonesiabarokah.com pasti tabloid-nya Indonesia Barokah. Sederhananya begitu. Jadi menurut saya, soal platform terbuka itu hanya alasan saja," ujar Andre Rosiade saat dihubungi Tempo.
Ipang Wahid membantah tudingan tersebut. "Demi Allah, saya tegaskan bahwa saya bukan pembuat Tabloid Indonesia Barokah," kata pria yang akrab disapa Ipang Wahid, Ahad malam, 27 Januari 2019.
Soal jejak digitalnya, Ipang menjelaskan bahwa dirinya memang pernah mengirimkan video ke website Indonesiabarokah.com. Ada tiga video yang ia kirim ke sana yaitu ‘Islam itu Indah’, ‘Deddy Mizwar’ dan ‘Parodi Bohemian. Video itu dibuat sekitar tiga bulan lalu.
Menurut Ipang, indonesiabarokah.com merupakan sebuah platform terbuka yang kontennya berisi tentang dakwah. Semua orang bisa berkontribusi mengirimkan konten-konten kreatif. "Enggak ada hubungannya website dengan tabloid. Saya tidak tahu siapa yang membuat tabloid karena semua bebas membuat karya konten kreatif, dengan segala bentuknya," ujar dia.
Ipang juga mengaku tidak tahu siapa pengelola website tersebut. Termasuk pengelola akun media sosial Indonesia Barokah, seperti twitter, facebook dan instagram.
Tabloid Indonesia Barokah dilaporkan beredar di pesantren dan pengurus masjid di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di Jawa Barat, tabloid itu ditemukan di 20 kabupaten dan kota. Peredaran surat kabar ini ditangani oleh Bawaslu di provinsi-provinsi tersebut.
Tabloid Indonesia Barokah yang tersebar merupakan edisi pertama dengan tajuk “Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?”. Halaman depan surat kabar yang tayang pada Desember 2018 itu menampilkan karikatur orang memakai sorban dan memainkan dua wayang.
Baca: Polri dan PT Pos Hentikan Peredaran Tabloid Indonesia Barokah
Tabloid 16 halaman ini berisi tentang tokoh Islam yang menjadi Pahlawan Nasional di era Presiden Jokowi. Pada halaman liputan khusus ada headline berjudul "Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik". Halaman lain Tabloid Indonesia Barokah mengulas hoax yang mengganggu stabilitas dan keamanan.