Saudara-saudara sekalian, jaga TPS, jaga suara rakyat. Waspada terhadap nanti pemilih-pemilih hantu yang akan nyoblos. Coba dicek semua kotak itu, harus kosong dulu sebelum mulai pemilihan. Dan emak-emak semuanya, bapak-bapak semuanya, kalau datang, maaf kali ini jangan pulang cepat-cepat, tunggu sampai malam. Lhoh kok ketawa? Kuat enggak? Berani enggak? Datang ya harus sampai sore, nunggu, jangan nanti terakhir-terakhir ya.
Baca: Prabowo Minta Relawan Jaga TPS dari Pemilih Hantu
Ya saudara-saudara, ya terpaksa kalian bawa rantang, ke TPS, bawa tikar ke TPS, kalian piknik di situ, ya, kalau perlu tidur di situ sampai selesai. Betul? Bisa? Untuk negara, apa yang kita lakukan tanggal 17 menentukan kita untuk berapa ratus tahun ke depan saudara-saudara.
Kita lihat sekarang BUMN-BUMN milik negara, milik rakyat, kebanggaan kita, kebanggan kita satu-satu hancur, satu-satu bangkrut. Tanya aja itu, tanya Garuda, pilot-pilot. Tanya Pertamina, tanya PLN, tanya semua pabrik-pabrik milik negara. Saudara-saudara, saatnya rakyat merebut kembali kedaulatan Indonesia.
Elite itu enggak usah terlalu kau kagumi lah, ya, aku kenal dari kecil itu. Aku kenal satu-satu, lagaknya aja itu. Kau enggak usah kagum mereka pakai mobil-mobil mewah dan bagus. Itu yaaa, kalau dibilang itu nyolong semua itu. Itu nyolong uang rakyat itu. Justru kalau lihat orang pakai mobil mewah harus kita tanya duitnya dari mana. Jangan lagak. Aku kenal dari kecil.
Aku ini orang Betawi. Gue lahir di sini. Setiabudi belum apa-apa, masih alang-alang, kebun, kebun, sawah, sama tempat sapi, banyak sapi di situ. Ya, Bener enggak? Pondok Indah kebun karet, kebun karet milik negara, kok tiba-tiba jadi...kok tiba-tiba jadi milik itu. Jangan lagak, rakyat sudah enggak bodoh lagi saudara-saudara. Bener?
Ada yang bilang, Prabowo kok ngomong begitu, dia juga bagian. Iya saya bagian. Saya pertama saya ngakuin gue bagian dari elite, tapi gue elite, tunggu dulu, gue elite yang sadar. Gue elite yang paham kalau gue dipanggil Tuhan nanti gue enggak bisa bawa apa-apa. Bener? Mendingan gue membela rakyat gue, mendingan gue bersama rakyat gue yang susah.
Karena gue tahu itu bahwa rakyat kita banyak yang menderita kesulitan. Bahwa kesejahteraan tidak dirasakan oleh sebagian besar rakyat. Susah dapat pekerjaan. Benar? Minta ampun, ya kan? Cari bayar makan aja susah sekarang.
Berapa hari ini telur, berapa? 24 ribu satu kilo? Ha? 30 ribu? 26 ribu satu kilo? 25 ribu? 28 ribu? Di kampung 32 ribu?
Kalau kita berkuasa nanti kami akan menjamin daging, telur, ayam, susu, beras, akan terjangkau oleh rakyat yang paling miskin. Saya yakin kita bisa, saya yakin kita cukup kaya asal kita mengelola dengan baik, jujur dengan tidak mencari keuntungan untuk pribadi kita sendiri. Paham saudara-saudara?
17 April? Paham tugasmu? Ya? Jangan di sini teriak-teriak semangat. 17 April malem boleh kita teriak-teriak semangat kalau sudah jelas rakyat yang menang. Wassalamualaikum wr wb.
Terima kasih Roemah Djoeang, terima kasih relawan, terima kasih emak-emak semua, terima kasih bapak-bapak, adik-adik, anak-anakku semua. Terima kasih.
Ingat keadilan tidak jatuh dari langit, keadilan harus kau rebut. Terima kasih, selamat berjuang, terima kasih. Merdeka! Merdeka! Merdeka!