Saudara-saudara, kita mengerti dan kita paham, kita mengerti dan kita paham bahwa ada kekuatan besar, kekuatan yang sangat besar yang tidak pernah ingin Indonesia sejahtera. Kami pahami. Kami mengerti. Saya dulu pejabat di tentara, saya dulu bertugas di mana-mana, saya bertugas di tempat-tempat yang terpencil. Saya aneh, saya melihat kok ada di ujung sana, di perbatasan yang enggak ada pemukiman, jauh dari mana-mana, ada orang asing jalan-jalan di tengah hutan kita. Saya ketemu. Saya selalu melihat keanehan, dan selalu ada aja kisruh di antara kita. Bangsa kita selalu diadu domba dari dulu sampai sekarang. Dan yang menyedihkan adalah banyak elite kita yang tidak peduli nasib rakyatnya.
Baca: BPN Prabowo Ungkap Sulitnya Bertemu Gatot Nurmantyo
Ganti presiden itu, kalau kau mau ganti presiden 17 April kita harus menang. Ya? Dan mudah, teriak-teriak itu gampang, saya ulangi ya, teriak-teriak itu gampang tapi nanti 17 April itu yang menentukan. Pada hari itu rakyat Indonesia harus berbicara. Sekarang mereka sedang bercerita bahwa rakyat yang di bawah itu tidak mengerti, mereka tidak punya gadget, tidak punya HP. Mereka bilang rakyat yang di desa-desa itu tidak punya HP. Maksudnya apa itu, apa karena tidak punya HP apa rakyat kita bodoh. Apa karena tidak punya HP itu rakyat kita di bawah bisa dibeli?
Saudara-saudara sekalian, kalau ada yang mau gelontorkan uang, terima uangnya. Saudara-saudara, kalau memang benar di desa-desa tidak punya gadget, tapi dia pasti punya saudara yang punya gadget, dia pasti punya saudara yang punya HP. Ya tolonglah saudara-saudara, kalau punya kerabat, keluarga, kenalan, atau kenalan dari kenalan, atau kerabat dari kerabat dari kerabat yang ada di desa-desa itu sampaikan, kalau tidak pakai HP, pakai mulut, kalau tidak pakai surat. Kalau tidak sebelum 17 April mbok ya kalian datang ke desa-desa itu.
Ada berapa orang yang hadir sekarang? 1.500? Kalau kalian setengahnya saja 750 turun ke desa-desa yang paling miskin, tetanggamu, datang ke situ, berarti kita bisa datangi 750 desa dari ruangan ini saja. Masih ada 90 hari. Kalau kau datangi lima desa itu, atau lima RT, lima perkampungan yang paling miskin paling kumuh, 5 kali 750, berapa itu? Berapa itu? 750 kali lima? 3.750, betul? Ini ketahuan waktu sekolah nyontek.
Paham enggak apa yang kalian sampaikan? Berarti bisa ada 3.750 kampung yang bisa kau yakinkan. Saya terima kasih dukunganmu tapi saya katakan ini bukan urusan Prabowo, urusan Sandi. Kami hanya alat. Saya menyediakan diri untuk jadi alat rakyat Indonesia. Tapi kalian yang harus berjuang bersama. Saya siap berjuang tapi tanpa kalian saya enggak ada apa-apanya.
Saudara-saudara sekalian, jadi turun ke seluruh rakyat sampaikan masalah-masalah yang kita hadapi. Dan kalau kau sudah berkali-kali dengar pembicaraan saya, sudah berkali-kali saaya yakin kau dengar pembicaraan saya. Sesuatu yang elite Indonesia paling tidak suka sama Prabowo Subianto, tahu enggak? Mereka paling tidak suka sama saya kenapa, karena saya yang mengatakan bahwa kekayaan bangsa Indonesia diambil dari bumi Indonesia.
Kita sedang dimiskinkan, kita sedang dibuat menjadi bangsa minta-minta. Ada kebanggaan, ada kebanggaan beberapa tokoh negara ini, nanti kalau saya sebut namanya nanti dilaporkan, (hahahha) ada yang bangga tiap tahun, tiap tiga bulan, tiap enam bulan mencetak utang. Bangsa ini bangsa minta-minta pahadal kita negara kaya.
Kalau mau ingat apa pesannya Prabowo Subianto, kalau mau dengar, kalau mau ingat apa pesan Prabowo Subianto, ingat ini. Satu, kekayaan Indonesia diambil dari bumi Indonesia. Makanya tidak cukup kekayaan, tidak cukup uang, makanya pejabat-pejabat kita gajinya kecil. Makanya banyak sogok-menyogok, banyak korupsi, makanya banyak rumah sakit sekarang nolak pasien BPJS.
Jadi saudara-saudara, kita harus melakukan perubahan untuk menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Kalau tidak ya kita akan terus seperti ini, karena yang saya katakan itu, banyak bangsa-bangsa lain yang iri dengan kita, yang ingin kita rusuh, yang ingin kita miskin, yang ingin kita gaduh, yang selalu adu domba di antara kita, suku sama suku, agama sama agama. Ya kan.
Jadi saudara-saudara, terima kasih perjuanganmu, terima kasih dedikasimu, tolong turun 94 hari ini kerja keras semuanya. Masing-masing menggalang kekuatan kemudian nanti di TPS masing-masing jaga itu TPS. Karena memang salah satu kelemahan bangsa kita, kita harus koreksi bangsa kita, kelemahan bangsa kita ini adalah, jangankan usaha-usaha besar, kadang-kadang main sepak bola tingkat kecamatan aja mau curang. Iya tho? Bener? Main sepak bola tingkat kecamatan aja mau curang, apalagi?
Saudara-saudara sekalian, jaga TPS, jaga suara rakyat. Waspada terhadap nanti pemilih-pemilih hantu yang akan nyoblos.