TEMPO.CO, Jakarta - Video-video kampanye bertemakan milenial rupanya menjadi salah satu cara bagi calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin untuk memperkenalkan sisi lainnya kepada milenial, yang selanjutnya diharapkan bisa meraup dukungan.
Ma'ruf bercerita dirinya terlibat dalam syuting video pada akhir September lalu. Ada lima video yang dibuat dengan berbagai macam tema. Salah satunya tentang milienal.
Baca: Ma'ruf Amin Yakin Yusril Beri Dukungan PBB ke Jokowi - Ma'ruf
"Banyak candaan-candaan milenial, zaman now lah," kata Ma'ruf Amin sambil tertawa di kediamannya, Jalan Situbondo nomor 12, Jakarta pada Rabu, 7 November 2018.
Untuk mendekati milenial, dalam video itu Ma'ruf bercerita bahwa jika terpilih menjadi cawapres, dia bukan membangun untuk diri sendiri melainkan untuk generasi yang akan datang. "Untuk milineal dan generasi zaman now," kata dia.
Ma'ruf juga bercerita tentang aplikasi video Tik Tok yang populer di kalangan remaja dalam video itu.
Video-video yang diperankan langsung oleh Ma'ruf Amin tersebut merupakan besutan Irfan Wahid alias Ipang, pengelola perusahaan konsultan pemasaran, Fastcomm, yang saat ini juga menjadi Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf.
Baca: Akui Ma'ruf Amin Tidak Milenial, Begini Strategi Kubu Jokowi
Kepada Tempo, Irfan mengatakan, video-video itu dibuat untuk memperkenalkan Ma'ruf Amin secara utuh kepada masyarakat. Selama ini, Ma'ruf lebih dikenal berkat kiprahnya di bidang agama dengan aktif di Majelis Ulama Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Sampai saat ini, lima video tersebut belum disebarluaskan Irfan ke publik lewat media sosial. "Kami menunggu momen yang pas agar video ini viral," ujarnya. Irfan menargetkan video pendek itu bisa menggaet setengah jumlah pemilih muslim milenial, yang menurut data internal mereka sekitar 40 juta orang.
Agar video tersebut viral, Irfan akan memasang iklan di berbagai media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Para pendengung atau buzzer juga digaet untuk menyebarluaskan video itu. Di Facebook, misalnya, satu video ditargetkan ditonton satu juta orang pada pekan pertama penayangan.