Majelis Tinggi Minta Demokrat di Kubu Prabowo Sampai Sidang MK

Kamis, 13 Juni 2019 17:03 WIB

Sejumlah politikus senior Partai Demokrat seperti Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Ahmad Yahya, mendeklarasikan Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat di Restoran Bumbu Desa, Cikini, dalam rangka menyikapi hasil perolehan suara partai di Pemilihan Umum 2019. Jakarta, 13 Juni 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua, meminta partainya tetap berada di Koalisi Indonesia Adil Makmur. Menurut dia, hal itu harus dilakukan paling tidak sampai sengketa pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi (MK) selesai.

Baca: PAN Mengakui Demokrat Tidak Sejalan dalam Koalisi Prabowo-Sandi

"Terkait pilpres 2019, Partai Demokrat tetap harus konsisten dan istikamah mendukung dan berjuang secara maksimal bersama pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam menempuh langkah konstitusional hingga tuntas," kata dia dalam konferensi pers di sebuah restoran di Cikini, Jakarta, Rabu, 13 Juni 2019.

Meski begitu, Max tetap meminta kepada seluruh kader Demokrat menjalin silaturahmi dan rekonsiliasi dengan pihak mana pun. Termasuk, kata dia, mendukung presiden dan wakil presiden 2019 terpilih. "Untuk kepentingan dan masa depan bangsa dan negara," ujarnya.

Andai hasil sidang di Mahkamah Konstitusi telah selesai dan menyatakan pasangan Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang pilpres, Max mempersilakan DPP untuk memutuskan apakah akan bergabung dengan pemerintah atau tetap menjadi oposisi bersama Prabowo-Sandiaga. "Itu adalah garis partai nantinya. Saya kira dengan keadaan sekarang Partai Demokrat akan memberikan kebijakan bagaimana posisi terakhir ketika selesai dengan MK," tuturnya.

Max tidak sependapat dengan pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik, yang meminta Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Ma'ruf membubarkan koalisi. Rachland beralasan keberadaan koalisi-koalisi ini membuat polarisasi di tengah masyarakat tak kunjung hilang.

Baca: Wacana Demokrat Masuk Koalisi, Arsul Sani Pertanyakan Komitmen

Advertising
Advertising

Terkait pernyataan tersebut, Max menilai hal itu hanyalah pandangan pribadi Rachland dan tidak mewakili sikap partai Demokrat.

Berita terkait

Isi Kuliah Umum di Binus, Ketua MK Beberkan Soal Pengujian Undang-undang hingga Peran Mahkamah

16 jam lalu

Isi Kuliah Umum di Binus, Ketua MK Beberkan Soal Pengujian Undang-undang hingga Peran Mahkamah

Dalam kuliah umum, Suhartoyo memberikan pembekalan mengenai berbagai aspek MK, termasuk proses beracara, persidangan pengujian undang-undang, kewenangan MK dalam menyelesaikan sengketa, dan manfaat putusan MK.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

17 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

21 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

1 hari lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 hari lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

1 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

1 hari lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

2 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

2 hari lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya