Indikator Politik: Prabowo Gagal Maksimalkan Suara di Jabar

Reporter

Egi Adyatama

Kamis, 30 Mei 2019 08:16 WIB

Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan usai memberikan keterangan pers terkait hasil penghitungan suara Pilpres di kediamannya Kertanegara, Jakarta, 21 Mei 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa kekalahan calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno disebabkan kurang maksimal memanfaatkan lumbung suara mereka di Jawa Barat. Dari sigi yang Indikator Politik lakukan, perolehan suara Prabowo tak banyak berubah dibandingkan dengan pemilihan presiden pada 2014.

Baca juga: Prabowo Kerap Berobat ke Swiss

"Salah satu kunci kekalahan Pak Prabowo adalah di Jawa Barat Pak Prabowo gagal menaikkan suaranya dari 2014," kata Burhan dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei 2019.

Prabowo-Sandiaga Uno meraih 16.077.446 suara, sedangkan pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin mencatatkan 10.750.568 suara. Keunggulan ini tak jauh meningkat dari perolehan suara Prabowo di pilpres 2014 silam, yang unggul 59,78 persen.

"Di Jawa Barat itu perolehan Pak Prabowo stagnan di angka 60 persen. Kalau di Jawa Barat Pak Prabowo bisa naik lebih tinggi lagi, mungkin Pak Prabowo bisa lebih kompetitif," kata Burhan.

Jawa Barat merupakan salah satu dari tiga lumbung suara terbesar selain Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di dua lumbung suara lain, Jokowi sejak 2014 selalu unggul. Di pilpres tahun ini, meski jarang berkunjung ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, perolehan suara Jokowi justru meningkat. Hal ini, yang dinilai Burhan menjadi kunci kemenangan Jokowi.

Advertising
Advertising

Hal ini dinilai Burhan cukup ironis. Pasalnya, baik Prabowo maupun Jokowi, sama-sama habis-habisan mendongkrak suara di lumbung suara lawannya. Burhan yakin jika kedua capres lebih serius menggarap lumbung suaranya masing-masing, perolehan suara yang didapat pasti lebih tinggi.

"Ini menunjukan bahwa fenomena politik identitas, membuat masing-masing basis kedua paslon, itu mengalami proses polarisasi," kata Burhan.

Polarisasi ini terlihat saat Jokowi yang habis-habisan menggarap Jawa Barat tapi hasilnya stagnan. Di Banten, daerah lumbung suara Prabowo. Meski calon wakil presiden pasangan Jokowi, Ma'ruf Amin adalah ulama asal Banten. Namun justru perolehan suara Jokowi turun dibanding 2014.

Di Aceh, tahun ini Jokowi kalah telak dan terjadi penurunan suara besar dibanding 2014. Dari hasil penelitian Burhan, masyarakat sangat terpengaruh polarisasi agama yang terjadi, pasca aksi massa 2 Desember 2016 atau Aksi 212.

Baca: Telepon Luhut, Prabowo Cerita Soal Cek Kesehatan di Luar Negeri

"Ketika (masyarakat) saya tanya kenapa (pilih Prabowo), mereka menjawab karena Pak Jokowi dianggap melindungi Pak Ahok. Jadi (masalahnya) politik identitas lagi," kata Burhan.

Berita terkait

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

5 jam lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo Subianto tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

14 jam lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

15 jam lalu

Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati

Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet

Baca Selengkapnya

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

19 jam lalu

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Pengamat: Gimik Hindari Dibilang Tak Konsisten

Cak Imin menyerahkan 8 agenda perubahan itu kepada Prabowo saat Ketua Umum Gerindra itu mengunjungi Kantor DPP PKB.

Baca Selengkapnya

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

20 jam lalu

PDIP Berharap Putusan PTUN Jadi Pertimbangan MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran

Kata PDIP soal upaya gugatan di PTUN.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

21 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

23 jam lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

1 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

1 hari lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

1 hari lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya