Dukungan ke Prabowo dan Manuver Demokrat Sepanjang Pilpres 2019

Senin, 22 April 2019 10:32 WIB

Presiden RI keenam sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Calon Presiden Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta, Jumat, 21 Desember 2018. Pertemuan Prabowo dengan SBY tersebut untuk membahas situasi politik nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat kurang sependapat dengan deklarasi kemenangan yang dilakukan calon presiden Prabowo Subianto. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Renanda Bachtar, menyatakan partainya ingin deklarasi dilakukan setelah ada pernyataan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca: Soal Instruksi SBY, Demokrat Bantah Tarik Diri dari BPN Prabowo

"Soal deklarasi duluan, ya, tentu Partai Demokrat enggak sreg dengan pendekatan itu. Sikap kami adalah menunggu sampai hitungan KPU selesai," kata Renanda kepada Tempo, Jumat, 19 April 2019.

Menurut Renanda, semestinya Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno juga menunggu pengumuman KPU. Ia pun menyayangkan BPN yang tak berkoordinasi dengan pemimpin Demokrat sebelum melaksanakan deklarasi. "Nyatanya, ketua umum kami tidak diberi tahu sebelumnya," ujar Renanda.

Baca juga: Begini Reaksi AHY Saat Ditanya Alasannya Tak ke Rumah Prabowo

Sikap Demokrat yang tak mau gegabah dalam mendeklarasikan kemenangan bukan tanpa alasan. Renanda mengatakan Demokrat tak ingin ikut serta berkontribusi pada hal-hal yang berpotensi menimbulkan polemik dan kegaduhan di tengah masyarakat.

Meski tercatat sebagai anggota koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga, Partai Demokrat dinilai setengah hati bekerja bersama Gerindra, PAN, dan PKS. Sepanjang masa kampanye, Demokrat tak seaktif anggota koalisi lainnya.

Baca: AHY: Lebih Bijak Tunggu Hasil Resmi Pemilu 2019 Versi KPU

Beberapa kebijakan pemimpinnya pun berbenturan dengan keputusan koalisi. Partai itu cenderung mengambil jalan tengah. Berikut ini manuver Demokrat sepanjang pilpres 2019:

Ingin membuat poros ketiga
Awalnya, Demokrat ingin membentuk poros ketiga dengan menggandeng PKB dan PAN, tapi gagal.

Advertising
Advertising

Ingin masuk koalisi Jokowi
Setelah gagal membentuk poros ketiga, Yudhoyono berupaya menjajaki kemungkinan untuk masuk ke koalisi Jokowi, tapi terhalang konflik dengan Megawati.

Menjajaki koalisi Prabowo
Demokrat lantas menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden Prabowo.

Sebutan jenderal kardus
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. Pengurus partai itu marah karena Prabowo akhirnya memilih Sandiaga sebagai calon wakil presiden.

Kritik terhadap kampanye akbar di Gelora Bung Karno
Yudhoyono menilai kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di Gelora Bung Karno, Jakarta, tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.

Instruksi kepada kader Demokrat
Setelah hasil hitung cepat muncul, Yudhoyono memerintahkan kader Demokrat agar tidak terlibat dalam kegiatan Badan Pemenangan Nasional yang berpotensi melanggar undang-undang dan konstitusi.

Kritik terhadap deklarasi Prabowo
Yudhoyono kembali melontarkan kritik terhadap Prabowo. Kali ini sasarannya adalah deklarasi kemenangan yang dilakukan Prabowo.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

3 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

4 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

4 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

5 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

8 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

9 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

9 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

10 jam lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

12 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

12 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya