Prabowo Deklarasi Kemenangan tanpa Didampingi Sandiaga Uno

Rabu, 17 April 2019 21:41 WIB

Ekspresi terharu capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat bersujud syukur di depan pendukungnya di kediamannya di Kertanegara IV, Jakarta, Rabu, 17 April 2019. Prabowo mengatakan hasil exit poll internal di 5.000 TPS menunjukkan kemenangan kubunya dengan perolehan 55,4 persen. TEMPO/Melgi Anggia

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto mengklaim meraih 62 persen suara di pemilihan presiden 2019 berdasarkan hasil real count. Hal ini dia sampaikan di panggung berkarpet merah yang didirikan di depan rumahnya, Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Berita terkait: AHY dan Sekjen Demokrat Belum Hadir dan Tak Ikut konpres Prabowo

"Saya hanya ingin memberikan update bahwa berdasarkan real count, kita sudah berada di posisi 62 persen," kata Prabowo sembari memberi penekanan di akhir pernyataannya.

Prabowo mengklaim real count itu dilakukan di 320 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS), atau sekitar 40 persen dari keseluruhan TPS yang berjumlah sekitar 805 ribu. Dia pun mengaku sudah diyakinkan para ahli statistik angka itu tak akan berubah banyak.

"Bisa naik satu persen, turun satu persen. Detik ini, malam ini, kita berada di 62 persen," kata mantan Komandan Komando Pasukan Khusus ini.

Advertising
Advertising

Meski merasa sudah menang, Prabowo meminta para relawan dan pendukungnya untuk tetap tenang dan tak terpancing provokasi. Dia juga meminta mereka tetap menjaga dan mengawal kotak suara dan formulir C1.

Prabowo juga mengatakan koalisinya yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan Partai Berkarya tidak menginginkan perpecahan di masyarakat. Dia tegas-tegas mengimbau agar pendukungnya tak terpancing provokasi.

"Tidak akan kita gunakan cara-cara di luar hukum karena kita sudah menang. Rakyat bersama kita. Kita bagian dari rakyat. Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia," ucapnya.

Prabowo mengatakan dirinya akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia berjanji tetap membela orang-orang yang sebelumnya memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Ketua Umum Partai Gerindra ini kemudian mengucapkan terima kasih kepada partai koalisi, relawan, dan kaum emak-emak yang mendukungnya selama ini. Di akhir, Prabowo mengatakan akan mengumandangkan takbir dan teriakan merdeka, serta melakukan sujud syukur. Aksi sujud syukur ini juga pernah dia lakukan saat merasa menang pilpres 2014 berdasarkan hitung cepat.

"Saya ingin menutup briefing saya dengan mengumandangkan takbir dan setelah itu sujud syukur," kata Prabowo.

Prabowo menggelar konferensi pers ini tanpa didampingi cawapresnya, Sandiaga Uno. Dalam konpers pertama sebelumnya sore tadi, Sandiaga juga tak ikut.

Adapun beberapa tokoh yang mendampingi Prabowo di antaranya Johannes Suryo Prabowo, Djoko Santoso, Rachmawati Soekarnoputri, Syarief Hasan, Musa Bangun, Yunus Yosfiah, Salim Segaf Al Jufri, Yusuf Muhammad Martak, dan Tengku Zulkarnain.



Berita terkait

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

4 jam lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

5 jam lalu

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

Gibran mengungkapkan bahwa pihaknya sempat membahas soal adanya kementerian yang mengurus makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

5 jam lalu

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

Deputi Bappenas memastikan program makan siang gratis akan mulai berjalan mulai tahun 2025 dengan bujet Rp 20 ribuan per anak.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

6 jam lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

6 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

6 jam lalu

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

Presiden Jokowi akan meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menggarap tambak mangkrak di Pantura sekitar 78.000 hektare.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

7 jam lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

7 jam lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

7 jam lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

7 jam lalu

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

Dalam Kajian Pusat Studi Konstitusi Unand, Feri Amsari menyatakan Indonesia hanya membutuhkan 26 menteri.

Baca Selengkapnya