Materi Unggulan Debat Pilpres Terakhir Jokowi VS Prabowo
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Syailendra Persada
Sabtu, 13 April 2019 17:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin akan berhadapan dengan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dalam Debat Pilpres putaran kelima pada Sabtu, 13 April 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Debat terakhir ini akan mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan industri.
Baca: Faisal Basri Dukung Jokowi, TKN: Kami Sambut yang Bukan Pemimpi
Debat kelima ini bertepatan dengan hari terakhir kampanye terbuka yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Artinya, adu gagasan ini sekaligus menjadi kesempatan terakhir bagi kedua pasangan calon untuk memapaparkan program mereka, sebelum hari pencoblosan 17 April 2019.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, kedua paslon sebenarnya kerap membahas mengenai isu yang menjadi tema debat nanti malam. Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo misalnya, menjanjikan peningkatan kesejahteraan dan perbaikan ekonomi masyarakat lewat program tiga kartu barunya, yakni Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah.
Adapun Prabowo Subianto - Sandiaga Uno kerap mengkritik pemerintah saat ini dengan menyebut adanya kebocoran uang negara ke luar negeri. Mereka pun menjanjikan sistem ekonomi yang lebih baik, salah satunya dengan program Oke Oce Nasional.
Simak juga: 4 Survei di H-5 Pencoblosan, Jokowi Masih Ungguli Prabowo
Berikut beberapa program kedua paslon di bidang ekonomi, perdagangan industri, investasi, dan kesejahteraan sosial.
1. Ekonomi
Pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin beberapa kali menyampaikan optimisme mereka bahwa Indonesia bisa masuk ke lima besar ekonomi terkuat dunia pada 2045.
Jokowi menilai selama di bawah pemerintahannya, reformasi di bidang fiskal telah mampu menghadirkan APBN yang sehat, adil, dan mandiri.
Simak juga: Ada Kampanye Jokowi di GBK, Hotel Sekitar Senayan Penuh
Bagi kubu Prabowo - Sandiaga, struktur APBN saat ini belum maksimal mendorong pertumbuhan. Karena itu, stabilitas fiskal sangat diperlukan. Salah satu programnya, adalah dengan menjaga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
2. Invetasi
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap menegaskan pentingnya mengingatkan keterlibatan pihak swasta untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan untuk 2019 dan 2020. Jokowi menilai dua hal yang dapat membuat ekonomi Indonesia sehat, adalah banyaknya investasi masuk, dan ekspor harus besar.
Baca: BPN Harap Pengumuman Calon Menteri Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Adapun kubu Prabowo - Sandiaga lebih banyak menegaskan janji soal ekonomi yang lebih nasionalis. Selain itu, Prabowo juga menjanjikan kebijakan pemotongan pajak. Kedua hal ini sempat memunculkan kekhawatiran iklim investasi di bawah pemerintahan Prabowo.
Namun tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga telah membantah hal ini. "Berbagai program dan kebijakan ekonomi yang disampaikan 02 menunjukkan keberpihakannya kepada investasi dan pertumbuhan. Sama sekali tidak pernah ada kebijakan yang bersifat merugikan investor dan swasta," ujar Juru Bicara BPN Haryyadin Mahardika.
<!--more-->
3. Perdagangan Industri
Kedua pasangan calon telah sama-sama menyatakan mendukung pertumbuhan industri Indonesia memasuki era revolusi industri 4.0.
Jokowi sebagai Presiden telah meluncurkan peta jalan dan strategi Indonesia yang diberi nama Making Indonesia 4.0 pada akhir tahun 2018. Adapun fungsinya adalah untuk menerapkan revolusi industri jilid 4 dan menjadi arah bagi pergerakan industri nasional di masa depan.
Dalam Making Indonesia 4.0, terdapat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur. Mulai dari perbaikan alur distribusi barang dan material, membangun peta jalan zona industri komprehensif dan lintas industri, mengakomodasi standar berkelanjutan, hingga memberdayakan industri kecil dan menengah.
Simak: Cerita Sudirman Said Dekati Dahlan Iskan untuk Dukung Prabowo
Selain itu, ada juga rancangan strategi pembangunan infrastruktur digital nasional, menarik minat investasi asing, peningkatan sumber daya manusia, dan pembangunan ekosistem inovasi.
Dalam debat calon presiden kedua, Prabowo sempat membahas terkait revolusi industri 4.0 ini. Ia menyatakan revolusi itu bagus, namun pemerintah belum dapat menjamin harga-harga pangan terjangkau oleh rakyat.
"Bagus kita bicara industri 4.0, tapi saya lebih ingin menjamin bahwa Indonesiau bisa menyediakan pangannya sendiri tanpa impor-impor dari negara manapun," kata Prabowo.
4. Kesejahteraan Sosial
Isu ini menjadi salah satu isu yang banyak dibahas oleh kedua calon. Jokowi menjanjikan perbaikan kesejahteraan sosial lewat program tiga kartunya, yakni Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah.
Baca juga: Abdul Somad Dukung Prabowo Subianto, Arie Untung: Manut Guru
Adapun Prabowo berjanji mengatasi masalah kesejahteraan sosial ini tanpa menggunakan kartu. Ia memberi janji mampu menurunkan harga sembako setelah 100 hari dilantik menjadi Presiden RI. Tak hanya itu, ia juga menyebut tim pakar yang ia akan buat dapat membuat cara agar dapat menurunkan harga listrik, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.