TEMPO.CO, Jakarta - Lima hari menjelang pencoblosan pemilihan presiden 2019, empat lembaga survei mengumumkan hasil survei terakhir mereka untuk elektabilitas masing-masing calon presiden dan wakil presiden Jokowi - Ma'ruf dan Prabowo - Sandiaga.
Baca juga: Survei Indopolling: Jokowi 57,4 Persen, Prabowo 32,5 Persen
Empat lembaga survei itu adalah Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA, SMRC, Indopolling Network, dan Alvara Research Center. Hasil dari empat survei itu adalah elektabilitas Jokowi masih mengungguli Prabowo.
Seperti LSI Denny JA yang melakukan survei pada 4-9 April 2019 dengan hasil elektabilitas Jokowi - Ma'ruf ada di rentang 55,9 - 65,8 persen. Adapun Prabowo - Sandiaga di rentang 34,2 - 44,1 persen.
Bahkan peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan Jokowi bakal menang telak. "Jokowi di ambang menang telak," kata Ardian dalam konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Jumat, 12 April 2019.
Menurut Ardian, Jokowi-Maruf yang unggul di atas dua digit dari Prabowo-Sandi ini konsisten sejak Agustus 2018. Ia berujar sejak pendaftaran calon presiden, elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 52.2 persen, sementara Prabowo-Sandi sebesar 29.5 persen.
Hasil yang hampir sama dikeluarkan Saiful Mujani Research Center atau SMRC. Dalam keterangannya kemarin, SMRC menyebut elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin berada di angka 56,8 persen. Adapun Prabowo - Sandi meraup elektabilitas 37 persen.
“Secara statistik selisih signifikan. Jokowi - Ma’ruf unggul atas Prabowo - Sandiaga,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, di kantornya, Jalan Cisadane, Jakarta.
Hasil survei Alvara Research Center juga menyebut elektabilitas Jokowi masih di atas Prabowo. Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf tercatat 52,2 persen.
"Elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul 52,2 persen, sementara Prabowo-Sandi sebesar 38,8 persen. Yang belum memutuskan sebesar 9 persen," kata peneliti sekaligus CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, saat memaparkan hasil survei terbarunya di Jakarta, seperti dikutip Antara, Jumat, 12 April 2019.
Dengan hasil survei terakhir yang dilakukan Alvara membuktikan bahwa jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan turun. Dari yang sebelumnya di antara angka 11 persen, kini menjadi sekitar 9 persen.
Menurut dia, mendekati hari pencoblosan Pemilu 2019, jumlah pemilih yang belum memutuskan semakin turun.
"Dari pemilih 'undecided voters' cenderung akan memilih Jokowi-Ma'ruf (57,7 persen) dan Prabowo-Sandi (42,8 persen)," kata Hasanuddin.
Sementara, soliditas pendukung masing-masing calon cukup tinggi meskipun terdapat sejumlah pemilih yang mungkin akan mengubah pilihan (swing voters) sebesar 13,3 persen dari pemilih Joko Widodo KH Ma’ruf Amin sedangkan 10,4 persen dari pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga mungkin akan mengubah pilihan.
"Kampanye terbuka dan berbagai isu seputar Pemilu yang semakin massif menjadi salah satu faktor yang membuat gap elektabilitas kedua kandidat bergerak semakin ketat menjadi 13,4 persen pada bulan April 2019 ini," ujar Hasanuddin Ali.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Jokowi di Ambang Menang Telak Atas Prabowo
Ia menambahkan elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kenaikan pada survei bulan April 2019, tapi kenaikan ini sudah terlambat, pemilu tinggal beberapa hari, dan kecil kemungkinan elektabilitas Prabowo-Sandi mampu menyalip Jokowi-Ma'ruf Amin.
Terakhir, hasil survei Indopolling Network menunjukkan elektabilitas Jokowi – Ma’ruf Amin juga mengungguli pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Elektabilitas Jokowi – Ma’ruf sebesar 57,4 persen, sementara Prabowo - Sandi sebesar 32,5 persen. Sisanya, 10,1 persen belum menentukan pilihan.
“Kalau kita lihat elektabilitas antara pasangan capres 01 dengan 02 sangat lebar. Selisih elektabilitas di antara keduanya lebih dari 20 persen, dan selisih ini cukup signifikan,” ujar Direktur Eksekutif Indopolling Network Wempy Hadir saat menyampaikan hasil survei pada Jumat, 12 April 2019.