Cerita Prabowo Ajak Sandiaga dan Erwin Aksa Jadi Cawapresnya

Jumat, 22 Maret 2019 05:41 WIB

Capres no urut 02 Prabowo Subianto bersama Cawapres Sandiaga Uno menghadiri deklarasi Aliansi Pengusaha Nasional Untuk Indonesia Menang di Djakarta Teater, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019. Deklarasi ini dihadiri oleh 1000 pengusaha nasional lintas sektoral di semua bidang usaha. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menceritakan dirinya pernah melamar Sandiaga Uno dan Erwin Aksa sebagai calon wakil saat pemilihan presiden 2014. Cerita ini diungkapkan Prabowo saat menghadiri pertemuan dan deklarasi dari para pengusaha di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Kamis malam ini, 21 Maret 2019.

Baca: Prabowo Kick Off Kampanye Terbuka di Makassar, Sandiaga di Sragen

Prabowo awalnya mengaku bersyukur dipertemukan dengan Sandiaga sebagai calon wakil presidennya kali ini. Kata dia, keinginan "meminang" Sandiaga itu sebetulnya sudah ada saat pilpres 2014.

"Sebetulnya saya sudah minta dia dari 2014. Betul? Ngaku lo. Lu ngaku lu," kata Prabowo dalam pidatonya. Sandiaga yang berdiri di sampingnya hanya tertawa.

Prabowo menuturkan sederet alasannya memilih Sandiaga. Ketua Umum Partai Gerindra ini mengatakan, dia memegang prinsip memilih wakil yang lebih muda, sehat pintar, dan mapan. Ia beralasan, membutuhkan wakil yang lebih muda karena dirinya sudah menginjak usia 68 tahun.

Selain itu, Prabowo menuturkan bahwa dirinya membutuhkan wakil yang tidak cuma mapan tetapi harus berakhlak baik agar tak korupsi. Ia menambahkan, wakilnya juga harus mahir dalam pergaulan internasional. Karena itu, dia menganggap kemampuan berbahasa Inggris menjadi penting.

Baca: Menakar Kekuatan Prabowo: Lemah di Timur, Kuat di Barat

Advertising
Advertising

Prabowo menuturkan, kriteria yang disebutkannya itu ada pada Sandiaga. Menurut dia, tak banyak orang yang memenuhi kapasitas sesuai keinginannya itu. Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan pernah menginginkan Erwin Aksa sebagai calon wakil presiden.

"Termasuk Saudara Erwin Aksa saya minta. Mana Erwin, ngaku lo. Ya kalau enggak Sandi ya Erwin. Saya minta bener-bener ini," ucap mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini.

Pada pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan politikus Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa. Mereka mendapatkan 46,85 persen, kalah dari pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla yang meraup 53,15 persen suara.

Baca: Gaet Pemilih Golput, BPN Prabowo: Kami Tawarkan Program Konkret

Adapun keputusan Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno di pilpres 2019 diumumkan kurang dari 20 jam sebelum pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebelumnya, penentuan cawapres di kubu Prabowo sempat alot. Beberapa nama sempat muncul, di antaranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan. Ada pula nama cawapres usulan Ijtima Ulama, yakni mubalig Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri.

Berita terkait

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

25 menit lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

6 jam lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

7 jam lalu

Gibran Ungkap Adanya Pembahasan Soal Kementerian Makan Siang Gratis

Gibran mengungkapkan bahwa pihaknya sempat membahas soal adanya kementerian yang mengurus makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

7 jam lalu

Bappenas Sebut Program Makan Siang Gratis Dijalankan Tahun Depan, Bujet Rp 20 Ribuan per Anak

Deputi Bappenas memastikan program makan siang gratis akan mulai berjalan mulai tahun 2025 dengan bujet Rp 20 ribuan per anak.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

8 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

8 jam lalu

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

Presiden Jokowi akan meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menggarap tambak mangkrak di Pantura sekitar 78.000 hektare.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

8 jam lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

8 jam lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

9 jam lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya