Jokowi Minta Relawannya Lawan 5 Isu Hoaks
Reporter
Friski Riana
Editor
Amirullah
Minggu, 10 Maret 2019 16:15 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi, meminta para relawannya di Jawa Barat melawan lima isu yang berkembang saat ini. "Tidak di udara, darat juga sudah mulai door to door mulai fitnah disebarkan ke mana-mana. Saya titip agar direspons cepat. Jangan takut melawan kabar fitnah, hoax. Harus berani, harus lawan," kata Jokowi dalam acara silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan relawan Balad Jokowi di Villa Istana Bunga, Kabupaten Bandung, Ahad, 10 Maret 2019.
Baca: Survei SMRC: Jokowi 54,9 Persen; Prabowo 32,1 Persen
Isu pertama adalah kabar adanya larangan azan jika Jokowi menang pilpres 2019. Jokowi menegaskan isu tersebut tidak masuk logika. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sehingga, tidak mungkin azan dilarang.
Isu lainnya, Jokowi meminta relawan melawan kabar bahwa pendidikan agama akan dihapus. "Tugas bapak ibu jelaskan itu secara sederhana dan gampang diterima. Dijelaskan, enggak usah panjang-panjang. Pendidikan agama dihapus logikanya di mana," katanya.
Selain relawan, Jokowi juga meminta para ulama menepis kabar melegalkan pernikahan sesama jenis jika ia terpilih. Meski kabar tersebut adalah fitnah, mantan Gubernur DKI itu menilai ada 9 juta orang percaya.
Isu keempat adalah kriminalisasi ulama. Jokowi menjelaskan Indonesia adalah negara hukum. Semua warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Ia menyebut akan mengurus langsung jika ada ulama tak bersalah yang tiba-tiba dimasukkan ke sel.
Selanjutnya, Jokowi meminta para relawan mengklarifikasi isu dirinya antek asing. Ia mengatakan di bawah kepemimpinannya, pemerintah telah berhasil mengambil alih kepemilikan blok minyak yang selama puluhan tahun dikuasai asing. Salah satunya Blok Rokan dan Mahakam yang kini dikelola Pertamina.
Baca: Metode Survei PolMark, Temukan Persaingan Jokowi - Prabowo Ketat
"Akhir 2018, yang namanya Freeport sudah 51,2 persen mayoritas. Sekarang dikelola PT Inalum, BUMN kita. Ini Freeport sudah 40 tahun kita diberi 9 persen. Enggak ada yang bilang antek asing, antek asing. Begitu kita ambil mayoritas, kok, kita dituding antek asing," kata Jokowi.