Berebut Suara Bobotoh di Pilpres 2019

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 26 Februari 2019 08:15 WIB

Bobotoh atau pendukung Persib Bandung melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Sabtu, 13 Oktober 2018. Hukuman tersebut merupakan buntut dari tragedi berdarah dari aksi pengeroyokan suporter Persija oleh sejumlah Bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. ANTARA/Novrian Arbi

TEMPO.CO, Jakarta - Dua kubu yang akan berlaga di pemilihan presiden 2019, kubu Jokowi – Ma’ruf dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno berebut dukungan dari bobotoh, julukan pendukung Persib Bandung di pemilihan presiden 2019. Keduanya saling klaim mendapat dukungan paling banyak

Baca juga: Kubu Prabowo Yakin Masih Kuasai Jawa Barat

Dalam Majalah Tempo edisi 25 Februari-3 Maret, Ketua Umum Viking Persib Club Heru Joko mengatakan Jokowi mendapat dukungan dari sebagian besar bobotoh, julukan pendukung Persib, yang totalnya diperkirakan berjumlah 6 juta orang. “Banyak anggota Viking mendukung Jokowi,” ujar calon anggota DPRD Kota Bandung dari Partai NasDem itu.

Namun, ketika Ridwan Kamil datang ke Stadion Si Jalak Harupat pada Senin pekan lalu, saat jeda laga Persib versus Arema, teriakan “Prabowo” menggema. Sodik Mudjahid, anggota DPR dari Gerindra yang berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat I, yang meliputi Kota Bandung dan Cimahi, mengatakan kubunya juga menggalang dukungan dari bobotoh.

Juru debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini mengklaim kubunya lebih banyak mendapat dukungan dari bobotoh atas kejadian tersebut. "Emil (sapaan Ridwan Kamil) hadir ke stadion dan pdkt (pendekatan) ke bobotoh, tapi dia malah diteriakin 'Prabowo'," kata Sodik kepada Tempo, Senin, 25 Februari 2019.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Sodik mengatakan BPN tak melakukan pendekatan khusus terhadap bobotoh. Dia menilai teriakan di Jalak Harupat itu adalah spontanitas ekspresi masyarakat Jawa Barat yang mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. "Masyarakat sudah cerdas menilai tentang kinerja dan masa lalu seseorang," ujarnya.

Baca juga: Kubu Prabowo: Penghadangan Sandiaga Bukti Kami Kuasai Jawa Tengah

Di Jawa Barat, provinsi dengan pemilih terbanyak, yakni lebih dari 33,2 juta suara. Tak pelak, suara di provinsi ini sangat menentukan kemenangan pasangan calon di pemilihan presiden 2019. Provinsi Jawa Barat merupakan lumbung kemenangan Prabowo saat pemilihan presiden 2014. Ketika itu, Prabowo dan Hatta Rajasa meraup 59,78 persen suara, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla hanya mendapat 40,22 persen suara.

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

31 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

3 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

4 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

6 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

7 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

16 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

17 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

20 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya