Pengamat: Gaya Ofensif Jokowi Respons terhadap Tuduhan Prabowo
Reporter
Ryan Dwiky Anggriawan
Editor
Endri Kurniawati
Minggu, 10 Februari 2019 09:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai gaya ofensif Joko Widodo atau Jokowi selaku calon presiden inkumben adalah langkah yang bagus. Menurut dia, gaya ofensif yang demikian merupakan respon atas tuduhan-tuduhan miring yang sering dialamatkan pada Jokowi.
"Selama ini kan beliau dianggap diam. Saya pikir ofensif itu penting," kata Pangi kepada Tempo, Sabtu, 9 Februari 2019. Selama ini Jokowi dituding dengan banyak tuduhan. Ia dituduh PKI, antek asing. “Macam-macam lah, ya.”
Baca: Survei Internal, Kubu Prabowo: Elektabilitas Nyaris Salip Jokowi
Pangi mengatakan gaya ofensif Jokowi harus dibarengi dengan narasi-narasi yang telah diperhitungkan sebelumnya. Jika gaya ofensif Jokowi dilakukan dengan pengelolaan isu yang salah, kata dia, bisa berbalik menjadi blunder. "Contoh soal marah-marah antek asing, ini kok blunder. Rusia yang dapat getahnya, Rusia yang meradang," ujar Pangi. Ia menyinggung pidato Jokowi yang menyebutkan gaya narasi lawannya, Prabowo Subianto, sebagai 'propaganda Rusia'.
Gaya ofensif Jokowi juga dinilai sebagai cara inkumben mengklarifikasi apa yang disebut Pangi sebagai 'semburan hoax' dari lawan politiknya. "Gaya Pak Prabowo belakangan ini juga selalu ofensif dengan menyemburkan hoax ke kubu Pak Jokowi.” Menyemburkan fitnah, menyemburkan semua infrastruktur, soal sepinya orang menggunakan jalan tol, juga menyemburkan soal orang di bandara sepi. “Artinya apa yang dibanggakan dari Jokowi, mereka mengcounter dengan mengatakan itu nggak berhasil."
Baca: Jokowi Batalkan Remisi Pembunuh Wartawan Bali
Semburan itu lama-lama membuat Jokowi gondok. “Enggak tahan juga. Akhirnya beliau melakukan ofensif, serangan balik."
Pangi juga mengatakan respon ofensif ini juga merupakan bentuk kecemasan dari kubu Jokowi jika opini-opini yang dibangun kubu Prabowo menjadi fakta di masyarakat. "Dia (Jokowi) takut dengan pendekatan seperti ini, post truth, opini-opini yang di paksa seperti pembenaran bagi pak Prabowo," ujar Pangi.
"Trump kan memainkan itu dulu, menyalahkan kebijakan dan programnya Barrack Obama kan? Dan menyerang isu Islam populisme gitu kan? Nah itu yang mungkin (dicemaskan) bisa terjadi."