Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menghadiri perayaan HUT ke-20 Partai Amanat Nasional di kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Agustus 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
TEMPO.CO, Jakarta-Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum menggunakan format free fight atau tarung bebas untuk debat capres kedua. Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, mengatakan format tarung bebas artinya debat lebih natural, tidak kaku, dan tanpa kisi-kisi.
Menurut Priyo ide ini muncul setelah mendapat masukan pascadebat Kamis pekan lalu. Dia berujar usul ini telah disampaikan kepada KPU dalam rapat persiapan debat kedua. "Karena ini head to head Pak Prabowo dan Pak Jokowi, kami memimpikan beliau berdua bisa mengeksplorasi gagasan-gagasan besarnya," kata Priyo di Media Center Prabowo-Sandiaga, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Januari 2019.
Priyo beralasan format debat terbuka itu akan lebih memungkinkan kedua calon berdebat dan adu gagasan secara terbuka. Dia menilai ide-ide yang muncul pun bisa lebih orisinal dari kedua kandidat.
Selain itu, Priyo berpandangan format ini menghindari kejadian seperti debat pertama di mana salah satu calon tertangkap kamera memegang kertas contekan. Priyo mengklaim kubunya ingin menghindari adanya perundungan dari publik terhadap adegan-adegan semacam ini. "Kami kan juga tidak enak hati," ujarnya.
Priyo mengimbuhkan kendati menggunakan format tarung bebas, debat harus tetap dalam koridor aturan. Dia berpendapat peran moderator menjadi amat penting untuk mengendalikan jalannya debat capres kedua ini.
Debat capres kedua pemilihan presiden 2019 akan digelar pada 17 Februari 2019 di The Sultan Hotel, Jakarta. Debat yang mengangkat tema sumber daya alam, energi dan pangan, lingkungan, dan infrastruktur ini hanya diikuti oleh calon presiden. KPU memutuskan untuk tak lagi memberikan kisi-kisi kepada para kandidat di debat capres kedua ini.
