Kubu Prabowo: Isu Penculikan 1998 Tak Akan Laku di Pilpres

Reporter

Dewi Nurita

Jumat, 21 Desember 2018 17:39 WIB

Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, berpidato saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018. Prabowo menyampaikan janjinya untuk para penyandang disabilitas. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Partai Gerindra Heri Budianto menilai isu penculikan 1998 yang lekat dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, tak akan laku lagi di pemilihan presiden 2019. Hal tersebut diungkapkan Heri menjawab kemungkinan kubu lawan menyerang Prabowo dengan isu tersebut saat debat kandidat capres dengan tema HAM.

Menurut Heri, hal itu hanya isu lama berhembus dan tidak jelas sumbernya. "Kalau kita bicara hukum, kan harus ada fakta hukum. Saya kira, sudahlah membangun narasi-narasi seperti itu. Enggak akan laku di masyarakat isu seperti itu," kata Heri di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Jumat, 21 Desember 2018.

Baca: BPN Klaim Elektabilitas Prabowo - Sandiaga Meningkat 15 Persen

Menurut Heri, jika terbukti bermasalah, maka Prabowo tak akan bisa maju berkali-kali di kontestasi pilpres. "Saya kira kasus ini sudah clear dan masyarakat sudah cerdas memilah mana yang benar dan tidak," ujar bekas Direktur Eksekutif Polcomm Institute itu.

Isu kasus penculikan 1998 yang membawa-bawa nama Prabowo Subianto kembali mencuat menjelang pemilihan presiden 2019. Pada pilpres 2014 lalu, isu yang sama beredar. Bahkan, Surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terkait pemberhentian Letnan Jenderal Prabowo Subianto pada tahun 1998, juga tersebar di sosial media.

Advertising
Advertising

Baca: Prabowo Calon Presiden, KontraS: Bukti Impunitas Masih Kuat

Isu itu semakin kencang ketika Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi membenarkan substansi surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang beredar luas di sosial media dalam sebuah acara wawancara di salah satu stasiun televisi swasta pada 2014 silam. Saat itu, Fachrul juga mengungkit bahwa Prabowo kurang pantas menjadi RI-1 karena rekam jejak mantan Danjen Kopassus itu di militer.

Menjelang pilpres 2019 ini, Fachrul mengaku bahwa dirinya tidak akan mengungkit hal serupa kepada publik. "Dulu bapak pernah sampaikan itu sekali saja. Setelah itu enggak pernah lagi. Kalau kemudian orang mengulang-ulang lagi, selama tidak dilarang KPU, ya silakan saja," ujar Ketua Tim Bravo-5 (Tim purnawirawan pemenangan Jokowi) itu kepada Tempo, Oktober lalu.

Baca: Jubir: Prabowo - Sandiaga Akan Tuntaskan Masalah HAM

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

3 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

4 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

4 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

8 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

8 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

8 jam lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

9 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

11 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

11 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya