LSI: Prabowo Tak Dapat Banyak Keuntungan dari Pemindahan Markas

Reporter

Fikri Arigi

Minggu, 16 Desember 2018 12:20 WIB

Salah satu ruang di markas pemenangan Prabowo-Sandi di Klodran, Karanganyar. Markas tersebut. Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres Prabowo Subianto- Sandiaga Uno akan memindah markasnya dari Jakarta menuju Jawa Tengah. TEMPO/Rafiq

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa mengatakan tidak banyak keuntungan yang akan didapatkan pasangan Prabowo - Sandiaga Uno dengan memindahkan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) ke Provinsi Jawa Tengah. "Sebuah kesalahan menyamakan Pilpres dengan Pilgub, menggeneralisir pengalaman sebelumnya untuk dipakai sekarang," kata Ardian kepada Tempo, Ahad 16 Desember 2018.

Menurut Ardian, suara pada kontestasi Pilpres akan berbeda dengan kontestasi Pemilu lainnya. Strategi memindahkan markas ini, ujar dia, bisa dipahami bila ditilik dari konteks Pemilihan Gubernur Jateng 2018 lalu. Meski Sudirman Said sempat menggoyahkan suara Ganjar Pranowo pada Pemilihan Gubernur Jateng 2018, tak dapat jadikan acuan karena terdapat faktor figur dan isu yang berbeda.

Baca: Kubu Prabowo Minta Pemantau Internasional ...

Perolehan suara Sudirman Said - Ida Fauziah yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa, Gerindra, dan Partai Amanat Nasional pada Pilgub Jateng di luar dugaan hasil survei lembaga sigi. Mereka berhasil meraup 41,22 persen suara, melawan Ganjar Pranowo - Taj Yasin yang sebelumnya diperkirakan akan mengantongi lebih dari 70 persen suara.

Ardian menilai strategi ini riskan karena membutuhkan energi yang cukup besar untuk dapat mengalihkan suara masyarakat Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai pendukung Jokowi. Menurut Ardian, akan lebih sulit memindahkan preferensi suara seseorang yang sudah memilih pasangan calon, ketimbang orang-orang yang belum menentukan atau massa mengambang.

Advertising
Advertising

Baca: Begini Penampakan Calon Markas Kubu Prabowo di Solo, Jawa ...

Strategi yang digunakan untuk menembus pertahanan lawan pun, kata Ardia, harus luar biasa. Ia mengatakan setidaknya harus ada terobosan baru yang ditawarkan Prabowo untuk menggantikan figur Jokowi yang sudah sangat kuat di Jawa Tengah. "Kalau itu tidak terpenuhi agak susah untuk mengubah pilihan masyarakat Jawa Tengah."

Pada Pilpres 2014, pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa kalah telak di Jawa Tengah oleh Joko Widodo atau Jokowi - Jusuf Kalla. Prabowo - Hatta hanya meraih 33, 35 persen suara, sedangkan Jokowi - JK 66,65 persen. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung Jokowi pun mendapatkan suara paling tinggi yakni 24,5 persen dengan sumbangan paling tinggi berasal dari Solo Raya yakni 20 persen.

Berita terkait

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

2 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

2 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

4 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

5 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

15 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

16 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

19 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

19 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

20 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya