Kubu Prabowo Fokus ke Jateng, Ganjar: Pilgub yang Menang Saya
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 11 Desember 2018 13:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meyakini rencana pemindahan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, ke daerahnya tidak berpengaruh terhadap elektabilitas kandidat nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin di sana.
Baca juga: Markas BPN Prabowo Mau Pindah ke Jateng, PDIP: Justru Blunder
"Biasa saja. Kan asumsi yang dibangun berdasarkan pilgub (pemilihan gubernur) dulu toh? maka pada saat pilgub perolehan suaranya seperti itu dan di pilgub yang menang saya," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menuturkan Jawa Tengah memang dikenal sebagai basis dari partainya. Sebabnya ia meyakini kader-kader PDIP di sana solid untuk memenangkan Jokowi - Ma'ruf.
Menurut Ganjar, Jawa Tengah yang dikenal sebagai basis PDIP ini memang menarik untuk diincar demi memenangkan pemilihan presiden. Terlebih kader-kader PDIP di sana yang solid. "Karena Jateng paling solid, maka Jateng paling seksi untuk digembor, karena kami solid sekali," ucapnya.
Ganjar berujar ia sendiri telah memiliki langkah untuk mengantisipasi rencana pemindahan markas BPN Prabowo - Sandiaga itu. "Ada, (tapi) rahasia. Kalau diomongin ya ketahuan," ucapnya.
Selain itu, kata Ganjar, pihaknya tetap tidak akan menganggap remeh rencana pemindahan markas kubu oposisi tersebut. "Gak boleh meremehkan siapapun, apapun yang diikhtiarkan oleh pihak lawan adalah bagian dari warning buat kami. Jadi kami gak boleh menyepelekan, gak boleh overconfidence dan semua harus kerja keras," tuturnya.
Ia tak menampik jika pada pemilihan presiden 2009 Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri justru kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jawa Tengah. Namun hal itu tidak bisa disamakan dengan saat ini. "Kalau argumentasi semua boleh, argumentasi apapun yang dibangun boleh, tapi itu semua asumsi," ujarnya.
Menurut Ganjar, ketimbang meributkan pemindahan markas BPN, yang paling penting adalah setiap kubu mau komitmen menjaga kondisi sosial masyarakat
"Yuk kita jaga agar tidak ada politik pecah belah, politik SARA, saling benci, tunjukan kehebatan dua calon presiden ini bukan kejelekannya, daripada bicara jelek kan seolah gak punya konsep," katanya.
Baca juga: Jubir Klaim Elektabilitas Prabowo-Sandiaga di Jateng 43 Persen
Sebelumnya, Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ingin memecah perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jawa Tengah. Juru bicara BPN Prabowo - Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, mengatakan upaya pemindahan markas ini agar jagoan mereka bisa memenangi pemilihan presiden 2019. Secara spesifik, politikus Partai Demokrat ini membeberkan target perolehan suara Prabowo - Sandiaga di Jawa Tengah adalah 35-40 persen.
Adapun Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, mengatakan pemindahan itu akan dilakukan per Januari 2019. Ia menyebut Jawa Tengah merupakan provinsi penting yang harus dimenangkan pasangan Prabowo-Sandiaga. "Kemenangan di Jateng besar pengaruhnya secara nasional," ujarnya, Ahad, 9 Desember 2018.