TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Tengah Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Bambang Wuryanto menanggapi rencana kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memindahkan markas perjuangan dari Jakarta ke Jawa Tengah pada Januari 2019. Menurut Bambang, langkah yang diambil kubu Prabowo itu sama saja dengan membangunkan banteng tidur.
Baca: Markas BPN Prabowo Mau Pindah ke Jateng, PDIP: Justru Blunder
"Membangunkan banteng-banteng tidur ini namanya," ujar pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini saat dihubungi Tempo pada Selasa, 11 Desember 2018.
Sebelumnya, Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said mengatakan, rencana pemindahan markas itu dilakukan dalam rangka memberikan perhatian khusus untuk pemenangan pemilihan presiden di Jawa Tengah. Sudirman menyebut Jawa Tengah merupakan provinsi penting yang harus dimenangkan pasangan Prabowo-Sandiaga, di mana Prabowo kalah delapan juta suara dari Jokowi pada pemilihan presiden 2014 lalu.
Menurut Bambang, partainya telah menyiapkan pasukan khusus yang bernama Laskar Pandu Juang bentukan DPD PDIP untuk menjaga Jawa Tengah sebagai basis suara PDIP dan Jokowi-Ma'ruf Amin di pilpres 2019. "Mereka ini pasukan yang memahami teori elektoral dan paham cara memenangkan medan pertempuran," ujar dia.
Baca: Jubir Klaim Elektabilitas Prabowo-Sandiaga di Jateng 43 Persen
Pasukan ini berjumlah 91 orang atau hampir satu kompi. Tim ini dibentuk sejak lima tahun lalu, sebelum pilkada Jawa Tengah 2014.
Menurut Ketua DPD PDIP Jawa Tengah ini, rencana pemindahan markas pemenangan Prabowo-Sandi ke Jawa Tengah, justru membuat pasukan ini semakin solid dan siap merancang pertempuran baru. "Jadi kalau mereka dulu bekerja bertempur sebagai petahana, sekarang mungkin akan head to head di lapangan pada pilpres 2019 ini," ujar Bambang.