Calon presiden Prabowo Subianto berdialog dengan korban gempa saat mengunjungi tenda posko pengungsian Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu, 5 September 2018. Prabowo ditemani Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto dalam kunjungan tersebut. ANTARA/Ahmad Subaidi
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan tidak ada yang bisa dijual dari presiden kedua RI, Soeharto dengan Orde Barunya. “Apanya yang mau dijual?” ujar Djayadi kepada Tempo, Rabu, 21 November 2018. Pernyataan itu disampaikan Djayadi sehubungan dengan Partai Berkarya yang “menjual” Soeharto dan Orde Baru (Orba) untuk menarik suara bagi pasangan calon presiden Prabowo – Sandiaga Uno.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto mengatakan Indonesia akan kembali seperti masa Orba jika pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menang pemilihan presiden 2019. "Sudah cukup. Sudah saatnya Indonesia kembali seperti waktu era kepemimpinan Bapak Soeharto yang sukses dengan swasembada pangan, mendapatkan penghargaan internasional dan dikenal dunia," ujar Titiek. Djayadi menyampaikan beberapa alasan bahwa Soeharto dan Orde Barunya tidak akan mampu menarik suara untuk Partai Berkarya yang mendukung Prabowo, yaitu:
Dari sisi ekonomi, bukankah Orba yg membawa Indonesia pada krisis paling parah sepanjang sejarah pada 1998?
Sistem politik zaman orba adalah sistem otoriter yang didominasi Soeharto dan kroninya. Sejak 1998 sampai sekarang, ujar dia, data jajak pendapat publik menunjukkan masyarakat Indonesia menghendaki demokrasi. “Lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia menganggap demokrasi sebagai sistem yang cocok untuk Indonesia meskipun memiliki banyak kelemahan.”
Generasi yang saat ini mendominasi Indonesia adalah yang mulai dewasa di era 90-an, dan setelahnya. Generasi ini dinilai belum sempat merasakan ‘keindahan Orba’ seperti yang didengungkan Titiek Soeharto. “Yang mereka ingat ya krisis politik dan ekonomi tahun 1998 itu. Jadi sulit untuk menjual isu orba itu,” ujar Djayadi.
Sejak lolos verifikasi untuk bertarung di pemilihan presiden 2019, Partai Berkarya besutan putera bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra itu menyatakan akan menjual romantisme Orba untuk memenangkan pemilu 2019.