TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyindir pemerintah Indonesia tidak mau membawa perubahan. Menurutnya pemerintah sekarang tutup mata akan masalah-masalah yang dihadapi, bahkan cenderung menutup-nutupi.

Baca juga: Tim Pemenangan Prabowo - Sandiaga Memboikot Sementara Metro TV

Prabowo mengatakan ini dengan analogi penyakit kolesterol dan dokter. Menurutnya ada dua tipe orang. Ia membayangkan dua orang yang berpenyakit ini pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya.

Setelah hasil dari laboratorium keluar, ternyata menunjukkan angka kolesterol yang cukup tinggi. Orang pertama, kata Prabowo, sadar, dan memilih mengubah gaya hidupnya. Adapun orang kedua, melihat hasil ini responnya justru marah pada dokter, dan meminta hasilnya untuk diubah.

"Dia malah minta angkanya diubah, 'bukan 300 angkanya tapi 150," ujar Prabowo di sela acara Tabligh Akbar dan Deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Koppasandi) di Gelanggang Olahraga Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta, Ahad 4 November 2018.

Ia mengatakan sudah sejak lama memberi peringatan di dalam buku karangannya. Ia mengklaim Gini Rasio Indonesia stunting atau tidak tumbuh normal. Namun, peringatannya ini ia akui kerap disanggah. "Ada yang tersinggung dan bilang (datanya) tidak benar," kata dia.

Baca juga: Ini Penyebab Tim Pemenangan Prabowo - Sandiaga Memboikot Metro TV

Menurut Prabowo, perubahan harus datang apabila ingin Indonesia selamat. Ia mengatakan, dirinya dan Sandiaga Uno siap menjadi alat, mengemban amanat rakyat. Tugasnya, ujar Prabowo, sangat sederhana. Pertama menghilangkan kemiskinan, dan kedua menegakkan keadilan.

"Dua makna ini sangat luas. Maka kami menamakan Koalisi Adil Makmur," kata dia.