SMRC Bandingkan Elektabilitas Jokowi dan SBY Menjelang Pilpres

Minggu, 7 Oktober 2018 19:00 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (tiga dari kiri) bersama Ibu Iriana Jokowi serta Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menjenguk Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, di RSPAD Gatot Soebroto, Kamis, Jakarta, 19 Juli 2018. Keduanya datang didamping Ibu Negara Iriana Jokowi dan istri Wapres JK, Mufidah Kalla. Laily Rachev/Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan membandingkan hasil survei elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) menjelang pemilu presiden 2019 dan elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono menjelang pilpres 2009. Data yang digunakan ialah hasil sigi SMRC dan Lembaga Survei Indonesia.

Dalam dua pilpres itu Jokowi dan SBY sama-sama merupakan calon inkumben. Menurut Djayadi calon inkumben atau petahana yang elektabilitasnya cenderung unggul memiliki peluang besar untuk kembali memenangi pemilihan presiden.

Baca: Survei SMRC: Peluang Jokowi Memenangi Pilpres 2019 Menguat

"Sebagai petahana, SBY menjelang pilpres 2009 dan Jokowi menjelang pilpres 2019 trennya terus unggul atas penantang mereka," kata Djayadi di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Oktober 2018.

Menjelang pilpres 2009, tepatnya pada September 2008, dukungan spontan atau top of mind untuk SBY sebesar 28,7 persen. Sedangkan dukungan spontan untuk Jokowi berada di angka 47,4 persen.

Pada simulasi dukungan semi-terbuka, dukungan untuk SBY pada Mei 2008 sebesar 30,7 persen. Adapun Jokowi mendapat dukungan 51,6 persen pada Mei 2018. Menurut Djayadi temuan ini menunjukkan bahwa Jokowi memiliki peluang yang sama seperti SBY yang terbukti menang kembali.

Simak: SMRC: Pemilih Tetap Prabowo Tak Lari karena Kasus Ratna Sarumpaet

Padahal, sigi menunjukkan elektabilitas SBY sempat turun sejak Maret 2007 dan cenderung stagnan hingga medio 2008. Pada Juni 2008 elektabilitas SBY bahkan hampir terkejar oleh penantangnya, Megawati Soekarnoputri.

Djayadi mengatakan anjloknya suara dukungan ini merupakan imbas dari kebijakan SBY menaikkan harga bahan bakar minyak ketika itu. Namun, kata Djayadi, efek kebijakan yang tak populer semacam ini pun tak berlangsung lama jika calon inkumben dapat menanggulanginya. "Bahkan sebagai petahana tren dukungan kepada Jokowi lebih kuat, karena itu Jokowi kemungkinan punya peluang lebih baik lagi," ujarnya.

Lihat: Survei LSI Denny JA: PDIP Berpotensi Jadi Partai Paling Kuat

Djayadi menuturkan Jokowi berpeluang besar kembali menang jika tak ada perubahan luar biasa menyangkut faktor fundamental. Faktor fundamental ini meliputi kondisi politik, ekonomi, hukum, dan keamanan. "Yang bisa mengubah itu adalah faktor fundamental, ini memengaruhi pertarungan jangka panjang. Kalau nonfundamental itu comes and go," kata Djayadi.

Contoh faktor nonfundamental di antaranya persepsi kesuksesan Asian Games 2018. Menurut Djayadi kesuksesan pemerintah menyelenggarakan gelaran internasional itu mungkin saja menambah dukungan sebesar 1-2 persen, tetapi pengaruhnya tak akan bertahan lama.

Berita terkait

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

4 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

5 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

5 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

17 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

23 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya