Gerindra Kritik Keterlibatan 15 Menteri di Tim Kampanye Jokowi

Jumat, 28 September 2018 16:23 WIB

(dari kanan) Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno seusai pertemuan pimpinan ketiga partai di Jakarta Selatan, Selasa, 31 Juli 2018. Partai Gerindra dan Partai Demokrat resmi memutuskan berkoalisi di pilpres 2019 setelah ada pertemuan antara Prabowo Subianto dan SBY. TEMPO/Budiarti Utami Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengkritik keterlibatan 15 menteri dalam Tim Kampanye Nasional Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin. Muzani mengatakan para menteri semestinya berfokus menjalankan pemerintahan dan tak dibebani politik pemilihan presiden.

Baca juga: Jumlah Tim Kampanye Jokowi - Ma'ruf 56 Kali Lipat Prabowo - Sandi

"Mestinya seorang menteri itu tidak dibebani urusan politik agar fokus pada tugasnya membantu presiden menjalankan pemerintahan," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 28 September 2018.

Muzani melanjutkan, para menteri bertanggung jawab memberi pelayanan dan jaminan agar pembangunan berjalan lancar. Keterlibatan di dalam tim sukses salah satu pasangan calon, ujar dia, dapat mengakibatkan bias kepentingan politik.

"Tugas itu akan terganggu dan akan bias dalam kepentingan politik, itu sesuatu yang pasti. Kebijakan menteri, pelayanan menteri, termasuk apa yang selama ini dilakukan, akan berakibat pada bagaimana memenangkan pasangan nomor urut 1," kata Muzani.

Advertising
Advertising

Muzani pun mencontohkan deklarasi dukungan dari sejumlah wali nagari Dharmasraya, Sumatera Barat, baru-baru ini. Sejumlah wali nagari itu mendukung Jokowi dengan menyinggung pembangunan yang bersumber dari dana desa semasa pemerintahan Jokowi.

Menurut Muzani, program-program kementerian yang lain pun dapat dijadikan bahan kampanye untuk memilih Jokowi. Padahal, kata dia, program-program itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Mungkin sekali, bagi-bagi sertifikat, bagi-bagi dana rehabilitasi. Karena itu, saya kira kami meragukan netralitas seorang menteri," ujarnya.

Koalisi Jokowi - Ma'ruf melibatkan 15 menteri Kabinet Indonesia Kerja di dalam Tim Kampanye Nasional. Kelima belas menteri itu ialah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.

Baca juga: Jumlah Anggota Timses Jokowi 5.279 Orang, Ini Alasannya

Ada pula Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, menteri memang diperbolehkan masuk tim kampanye. Aturannya, presiden, wapres, menteri, dan kepala daerah yang ikut serta dalam kampanye pemilu harus menjalani cuti di luar tanggungan negara dan tidak boleh menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali pengamanan yang sifatnya melekat.

Kendati diperbolehkan secara aturan, kata Muzani, keterlibatan menteri dan pejabat negara lainnya dalam tim sukses terkait dengan persoalan etika. Karena itu, kata dia, koalisi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memutuskan tak melibatkan kepala daerah di dalam Badan Pemenangan Nasional.

"Biar pilpres menjadi urusan partai koalisi," kata Muzani.

Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

8 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

8 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

10 jam lalu

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

PSI menduga suara partainya dalam pemilihan legislatif DPRD Nias Selatan, Sumatera Utara berpindah ke Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

10 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

11 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

12 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

12 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

12 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

13 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

13 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya