Tim Pemenangan Prabowo Bertabur Ulama dan Tokoh Kontroversial

Kamis, 20 September 2018 07:02 WIB

Ketua Satuan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY berpose dengan pasangan capres - cawapres, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, setelah mendaftar di gedung KPU, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. Akhirnya Partai Demokrat memutuskan berkoalisi dengan pasangan Prabowo dan Sandiaga. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Partai koalisi pemenangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengumumkan telah membentuk Badan Pemenangan Nasional pada Rabu malam, 19 September 2018. Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan sejumlah nama kejutan akan diboyong untuk didaftarkan ke komisi pemilihan umum (KPU) sebagai tim inti kampanye pemenangan.

Baca: Soal Pilpres, Koalisi Prabowo - Sandiaga Bebaskan Kepala Daerah

"Ada sekitar 800 nama. Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan, besok (hari ini) kami daftarkan ke KPU," kata Eddy kepada wartawan di rumah tim pemenangan, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, pada Rabu malam.

Eddy mengatakan deretan nama itu masih dirahasikan dan akan diumumkan secara resmi pada Senin, 24 September 2018. Dalam daftar anggota tim pemenangan itu, terdapat nama Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia menempati posisi strategis sebagai koordinator juru bicara.

Dahnil kabarnya telah bersedia mengundurkan diri sebagai PNS. Sejumlah ulama juga dipastikan mendapat tempat di badan pemenangan. Di antaranya Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Yusuf Martak yang juga menjadi penggerak massa 212. Lantas, KH Abdul Rosyid atau putra ulama Betawi legendaris, KH Abdullah Syafi' ie.

Baca: Nama Koalisi Dicela PSI, Kubu Prabowo: Kritik Tak Substansif

Adapun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menjadi dewan pembina badan pemenangan. Kemudian, di jajaran wakil ketua, muncul nama Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto, para sekjen partai koalisi; putri Presiden Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri.

Yenny Wahid, putra Presiden Abduramhan Wahid atau Gusdur, turut disebut. Namun, belum pasti merapat dan masih ditunggu kabarnya. Koalisi Prabowo-Sandiaga menyebut bakal memberikan tempat istimewa kepada putri kedua Gusdur itu.

Advertising
Advertising

Adapun juru debat yang dipastikan telah siap merapat adalah Desi Ratna Sari, aktor Dede Yusuf, serta politikus PKS Ahmad Januli dan Al Muzammil Yusuf. Buni Yani juga dikatakan akan bergabung, tapi posisinya masih dirahasiakan.

Baca: Kubu Prabowo Usulkan Capres Diberi Waktu 1 Jam Bicara Saat Debat

Soal struktur, kubu pemenangan Prabowo belum mengumumkan secara pasti. Namun secara garis besar terdiri atas juru bicara, juru debat, dan juru kampanye.

Sementara itu, soal pemilihan format badan, Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan hal itu adalah permintaan langsung dari Prabowo. Alasannya, kubu pemenanganya menginginkan susunan kesatuan yang lebih utuh dan lengkap ketimbang tim. "Nanti akan ada badan pemenangan tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan kota.

Berita terkait

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

22 menit lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

2 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

3 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

3 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

5 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

6 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

15 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

17 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

19 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

20 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya