Kubu Jokowi - Ma'ruf Amin Antisipasi Berkurangnya Dukungan Suara

Reporter

Tempo.co

Kamis, 23 Agustus 2018 10:04 WIB

Pasangan bakal capres dan cawapres, Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin tiba di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto untuk mengikuti tes pemeriksaan kesehatan pada Ahad, 12 Agustus 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyiapkan strategi untuk mengantisipasi berkurangnya dukungan dari sejumlah kelompok pemilih. Anggota Tim Penugasan Khusus TKN Jokowi-Ma'ruf, Inas Nasrullah Zubir, mengatakan timnya bakal merangkul kembali kalangan yang kecewa atas terpilihnya Ma’ruf sebagai pasangan Jokowi. “Kami akan rangkul kembali mereka,” ujar Inas, Rabu, 22 Agustus 2018.

Baca: Pilih Ma'ruf Amin, Ini 3 Kantong Suara yang Tinggalkan Jokowi

Pernyataan Inas mengacu pada kelompok nonmuslim, kaum terpelajar, dan pemilih pemula. Hasil riset terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menunjukkan dukungan dari tiga kelompok itu anjlok setelah Jokowi memilih Ma’ruf sebagai calon wakil presiden. Secara personal, elektabilitas Jokowi mencapai 53,6 persen. Namun elektabilitasnya menurun menjadi 52,2 persen ketika disandingkan dengan Ma'ruf. “Ma'ruf menggerus elektabilitas Jokowi," ujar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby.

Penurunan paling drastis pada tingkat dukungan kelompok nonmuslim. Tingkat elektabilitas Jokowi di kalangan ini semula mencapai 70,3 persen. Namun, saat Jokowi dipasangkan dengan Ma'ruf, angkanya langsung anjlok menjadi 51,1 persen. Di kalangan terpelajar, elektabilitas Jokowi merosot dari 50,5 persen menjadi 40,4 persen. Sedangkan di kelompok pemilih pemula, suara untuk Jokowi tergerus 7,6 persen.

Baca: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf 52,2 Persen

Riset yang dilakukan LSI Denny JA pada 12-19 Agustus lalu itu melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang-lebih 2,9 persen.

Menurut Inas, selain merangkul tiga kelompok itu, pihaknya mendekati kalangan muslim moderat. Sebab, kelompok ini juga termasuk kalangan yang kurang sepakat atas terpilihnya Ma’ruf. "Mereka takut Ma'ruf akan membawa mereka pada Islam yang fundamental. Padahal kan Ma'ruf orang yang moderat," katanya. Untuk itu, kata Inas, timnya bakal lebih gencar menjelaskan siapa sosok Ma'ruf sebenarnya.

Advertising
Advertising

Terpilihnya Ma’ruf sebagai calon wakil presiden Jokowi memang menuai kontroversi. Sebab, selama Ma’ruf memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI), dia beberapa kali memberi pernyataan yang cenderung tidak mendukung gerakan toleransi terhadap kelompok minoritas. Di antaranya larangan terhadap muslim mengucapkan selamat Natal kepada pemeluk agama Nasrani, menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran sesat, dan mendukung pemidanaan terhadap kelompok LGBT. Dia juga salah satu orang di balik gerakan aksi kelompok muslim yang memaksa Basuki Tjahaja Purnama dijerat dengan pasal penistaan agama.

Baca: Politikus PDIP: Koalisi Jokowi Jangan Terlena Survei Pilpres

Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengakui butuh kerja keras untuk memulihkan kepercayaan publik. Menurut dia, Jokowi dan Ma’ruf perlu ikut mensosialisasi pemikiran, gagasan, dan sikap mereka kepada kelompok-kelompok itu. “Sehingga tak ada keraguan untuk memilih,” ujarnya.

DEWI NURITA | MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

7 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

8 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

10 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

11 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

11 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

11 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

12 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

13 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

14 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

14 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya