Pilih Jadi Dewan Penasihat Timses Jokowi - Ma'ruf, Ini Alasan JK

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Selasa, 14 Agustus 2018 14:25 WIB

Wakil presiden Jusuf Kalla meninggalkan ruang sidang setelah memberi kesaksian dalam sidang PK Jero Wacik di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin, 13 Agustus 2018. TEMPO/ Maria Fransisca Lahur.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, mengungkapkan alasan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK enggan menjadi ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf.

Baca: Kata Fadli Zon Jika JK Menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi

"Saya bilang JK kan mesti jalankan pemerintahan lebih banyak, jadi mesti konsentrasi. Jadi nanti cocoknya bagaimana. Pak JK akan jadi tim dewan pengarah," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.

Sofjan mengatakan, JK kemungkinan besar akan lebih banyak mengurus pemerintahan ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi cuti kampanye pilpres 2019. Keberadaan JK, kata Sofjan, amat dibutuhkan di pemerintahan untuk menghadapi situasi ekonomi saat ini. Menurut dia, JK nanti akan membahas soal pembagian waktu di pemerintahan dan di tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf.

"Jadi saya pikir ini akan dilakukan. Saya pikir Pak JK tentu akan ngomong. Partai akan menentukan dan Pak JK akan ngomong ke Presiden," katanya.

Advertising
Advertising

JK sebelumnya juga telah menyatakan kesiapannya menjadi penasihat tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam pemilihan presiden 2019. "Kalau penasihat tentu, kan memberikan pandangan-pandangan," kata dia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin, 13 Juli 2018.

Baca: Alasan JK Sempat Diusulkan Jadi Ketua Tim Kampanye Jokowi

Sempat santer beredar, nama JK digadang-gadang akan menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pemenangan Jokowi. Para pejabat teras partai kubu Jokowi pun tak menampik bahwa banyak yang mengusulkan agar JK menjadi Ketua TKN. Namun, juru bicara wapres, Husain Abdullah mengatakan JK tak menerima tawaran itu dan lebih memilih fokus melaksanakan tugas pemerintahan. "Bukannya menolak, tapi Pak JK memilih jadi penjaga gawang saja," ujarnya.

Menurut Husain, JK memiliki pertimbangan lebih luas dan mengedepankan kepentingan bangsa. Karena itu, JK memilih tetap konsisten melaksanakan pemerintahan hingga akhir masa pemerintahan Jokowi-JK tanpa harus terlibat dalam kegiatan pilpres.

Berita terkait

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

2 jam lalu

Jokowi Tak Masalah Fotonya Dicopot di Kantor PDIP Daerah

Jokowi menganggap bingkai foto presiden yang tidak terpasang cuma sekadar foto.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

7 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

18 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

14 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

16 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

16 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

16 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

16 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya