Gagal Jadi Cawapres Prabowo, Salim Segaf Sampaikan Harapannya

Jumat, 10 Agustus 2018 10:26 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri seusai melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018. Kedatangan Prabowo tersebut untuk membahas hasil dari penyampaian Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri, yang direkomendasikan sebagai calon wakil presiden untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto oleh Ijtima Ulama, ternyata tidak terpilih. Prabowo memilih berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Baca: Prabowo Temui Salim Segaf, PKS Disebut Sudah Legawa Soal Cawapres

Meski akhirnya Prabowo tidak mengakomodasi rekomendasi Ijtima Ulama, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) tetap bergabung dengan Partai Gerindra. Tiga partai inilah yang mengusung Prabowo-Sandiaga.

Salim tetap hadir dalam deklarasi Prabowo-Sandiaga di kediaman Ketua Partai Gerindra di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis malam, 9 Agustus 2018. "Yang kami cari adalah bagaimana bisa memenangkan ini (pilpres)," kata Salim kepada ratusan massa pendukung yang hadir.

Baca: Prabowo: Sandiaga Mengundurkan Diri sebagai Wakil Gubernur DKI

"Di situ ada secercah cahaya bangsa, ini untuk mendapatkan kemenangan, untuk Indonesia yang lebih baik ke depan," kata Salim menunjuk ke arah pasangan Prabowo-Sandiaga. Ia yakin harapan itu akan tercapai karena sejumlah tokoh-tokoh ulama telah berkumpul dan memberi rekomendasi pada pasangan ini.

Prabowo resmi mengumumkan Sandiaga sebagai cawapresnya pada pukul 23.30. Wakil Gubernur DKI Jakarta itu dinilai sebagai sosok terbaik yang ada dan telah diputuskan bersama oleh ketiga partai koalisi.

Baca: Presiden PKS Sebut Sandiaga Santri di Era Post-Modernisme

Advertising
Advertising

Munculnya nama Sandiaga sebagai pendamping Prabobo cukup mengejutkan publik. Lantaran, sejumlah ulama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) telah memberi dua nama rekomandasi sejak 29 Juli 2018. Keduanya yaitu Salim atau ustaz Abdul Somad.

Salim menambahkan, target Prabowo dan Sanidaga serta para partai koalisi pendukung sudah jelas, yaitu mengganti Presiden Joko Widodo. Target itu, menurut dia, juga merupakan aspirasi masyarakat saat ini. "Lihatlah selama lima tahun ekonomi dan kehidupan semakin sulit," ujar Salim.

Baca: Gerindra Akui Nama Sandiaga Uno Menguat Jadi Cawapres Prabowo

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih meski akhirnya tidak memilih Salim atau Somad. "Sebagaimana kita ketahui, Salim Segaf telah diusung melalui Ijtima Ulama, tapi beliau dengan rela tidak memaksakan diri bahkan legowo," kata Prabowo.

Berita terkait

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

2 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

2 jam lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

2 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

4 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

5 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

15 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

16 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

19 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

19 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

21 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya