Alasan Alumni Presidium 212 Tak Puas dengan Hasil Ijtima Ulama

Sabtu, 4 Agustus 2018 07:33 WIB

Presidium Alumni 212 mendatangi Komnas HAM untuk mengambil surat rekomendasi dan pengaduan baru, Jakarta, Jumat 14 Juli 2017. Tempo/Wulan

TEMPO.CO, Jakarta - Alumni Presidium 212 tidak puas dengan hasil Ijtima Ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) tentang rekomendasi calon presiden dan wakil presiden untuk pilpres 2019.

"Kami tidak puas, pilihan kami tidak terwakili oleh nama-nama yang diputuskan oleh Ijtima Ulama," kata Ketua Umum Alumni Presidium 212 Aminuddin saat ditemui di sekretariatnya, Jakarta Selatan, pada Jumat, 3 Agustus 2018

Baca: Alumni Presidium 212 Tolak Capres-Cawapres Versi GNPF

Rekomendasi Ijtima Ulama GNPF menghasilkan dua paket duet capres dan cawapres. Pertama, duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua Umum Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri. Kedua, duet Prabowo Subianto dengan ustad Abdul Somad.

Aminuddin mengaku mengikuti perjalanan Ijtima Ulama dari awal sejak ada Rapat Koordinasi Nasional Persaudaraan Alumni 212 pada Mei lalu. Saat itu, kata dia, ada sejumlah nama yang direkomendasikan untuk pilpres 2019.

Advertising
Advertising

Baca: Salim Segaf Sebut Gerindra Belum Sreg Cawapres Prabowo Versi GNPF

Namun, dalam hasil Ijtima Ulama GNPF, kata Amin, nama-nama yang diputuskan tidak memuaskan. Meski begitu, Alumni Presidium 212 tetap legowo karena keputusan tersebut hanya bersifat rekomendasi.

Justru, kata Amin, pihaknya tidak setuju jika ada paksaan untuk partai politik agar menjalankan rekomendasi tersebut. "Hasil Ijtima Ulama jangan ada penekanan untuk dijalankan, karena hasil nama cawapres tersebut hanya bersifat rekomendasi," ujarnya.

Baca: Alumni 212 Ini Sebut Anies Baswedan Seperti Kacang Lupa Kulit

Menurut Amin, Ijtima Ulama GNPF pun belum mewakili seluruh kalangan ulama. Ia menyebut ulama dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan lain-lain juga memiliki hak merekomendasikan calon presiden beserta wakilnya.

Alumni Presidium 212 pun mendorong partai politik pengusung capres cermat menentukan pasangannya. Menurut Aminuddin, capres yang memiliki kapasitas atau mewakili keumatan saja tidak cukup untuk maju sebagai pemimpin negara.

Berita terkait

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

15 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

16 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

50 hari lalu

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Di Pilpres 2014, KPU melakukan rekapitulasi suara pada sore hari, sementara Pilpres 2019 rekapitulasi suara dilakukan pada waktu dini hari.

Baca Selengkapnya

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

20 Februari 2024

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

Yusril Ihza Mahendra pada Pilpres 2019 bela Jokowi, dan pada Pilpres 2024 menjadi tim hukum Prabowo. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

Pilpres 2024 tampaknya akan disengketakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sengketa Pilpres terjadi juga pada Pilpres 2019, seperti apa?

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

Yusril Ihza Mahendra pimpin tim pembela Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 untuk hadapi sengketa di MK. Pilpres 2019, ia kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

18 Februari 2024

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Kilas balik rivaitas Prabowo dan Jokowi saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhiornya, kompetitor jadi kolaborator.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

6 Februari 2024

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

Mahfud Md fokus menjaring suara di Jawa Timur. Masyarakat di sana sekarang merindukannya sebagai cawapres yang sempat gagal dipilih Jokowi pada 2019.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

15 Januari 2024

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

Prabowo sebut dua kali menjadi rival Jokowi. Namun, Prabowo mengaku mereka tak pernah saling membenci. Bagaimana persahabatan Ganjar dan Jokowi?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkit Ucapan Jokowi saat Debat Capres 2019: Persahabatan Kita Tidak Akan Putus

15 Januari 2024

Prabowo Ungkit Ucapan Jokowi saat Debat Capres 2019: Persahabatan Kita Tidak Akan Putus

Prabowo Subianto mengungkit kembali ucapan rivalnya pada debat pilpres 2019, Joko Widodo atau Jokowi.

Baca Selengkapnya