Diprediksi Bakal Ada Kejutan Menjelang Pendaftaran Pilpres 2019

Reporter

Tempo.co

Minggu, 29 Juli 2018 21:08 WIB

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari saat merilis hasil survei Indo Barometer yang menunjukkan pasangan calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum masih unggul dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Hotel Harris FX, Senayan pada Rabu, 20 Juni 2018. TEMPO.Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengatakan bakal ada berbagai kejutan menjelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden 2019. Kata Qodari, kejutan pertama dan kedua menjelang pilpres 2019 mendatang berasal dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca: Prabowo Nyatakan Siap Tak Jadi Calon Presiden di Pilpres 2019

"Kejutan pertama, apabila tiba-tiba Mahkamah Konstitusi mengabulkan judicial review mengenai syarat pencalonan presiden threshold," kata Qodari di Sekretariat Solidaritas Ulama Muda Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 29 Juli 2018.

Apabila MK membatalkan syarat presidential threshold 20 persen, Qadari meramalkan, bakal muncul banyak nama capres dan cawapres baru. Namun, kata dia, sangat kecil kemungkinan MK akan mengabulkannya.

Baca: Prabowo Siap Tak Maju di Pilpres 2019, Ini Kata Koalisi Jokowi

Kejuran kedua, terkait judicial review masa jabatan wakil presiden. “Jika dikabulkan, Jusuf Kalla yang saat ini berada di luar wacana pembicaraan, bisa menjadi salah satu calon wakil presiden yang punya potensi besar dan kuat,” kata Qodari.

Kejutan lain, menurut Qodari, bisa berasal dari kubu Prabowo Subianto terkait dengan pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu yang menyatakan siap tidak mencalonkan diri jika ada calon yang lebih baik. “Itu dimaknai oleh sebagian kalangan sebagai kemungkinan politk bahwa Pak Prabowo tidak maju dan mencalonkan calon presiden yang lain,” ujarnya.

Baca: Alumni 212 Tawarkan 4 Calon di Pilpres 2019, Ini Daftar Namanya

Advertising
Advertising

Saat ini, Qodari juga masih melihat kemungkinan besar muncul capres dari kubu Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut dia, SBY mempunyai keinginan yang besar agar putranya Agus Harimurti Yudhoyono maju sebagai cawapres, tetapi belum diterima oleh kubu Joko Widodo ataupun Prabowo.

Qodari masih melihat ada kemungkinan SBY akan membuat pilihan ketiga untuk pilpres 2019. “Yang terbentuk justru sebuah koalisi baru, Demokrat, PKS, PAN, bertiga mereka mengusung calon presiden baru Anies Baswedan dan AHY,” katanya.

INSAN QURANI

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

4 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

6 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

6 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

6 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

8 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

10 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

10 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

11 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

11 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

12 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya