Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat Ihwal Pindah Koalisi

image-gnews
(Dari kanan) Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso, dan koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menggelar konferensi pers di Jalan Sriwijaya I Nomor 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seusai rapat membahas kelanjutan Koalisi Indonesia Adil Makmur, Jumat, 28 Juni 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
(Dari kanan) Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso, dan koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menggelar konferensi pers di Jalan Sriwijaya I Nomor 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seusai rapat membahas kelanjutan Koalisi Indonesia Adil Makmur, Jumat, 28 Juni 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pascaputusan Mahkamah Konstitusi ihwal sengketa pemilihan presiden 2019, partai-partai politik pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki keleluasaan untuk menentukan sikap dan posisi. Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat, kini bebas memilih apakah akan tetap berada di luar pemerintahan atau merapat ke koalisi pemerintah.

Baca: Koalisi Bubar, Apa yang Akan Dilakukan Partai Pengusung Prabowo?

Sebelumnya, partai yang acap disebut-sebut bakal merapat ke koalisi pemerintah ialah Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat. Namun, belakangan malah Partai Gerindra yang seakan mendapat "karpet merah" dari koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin ketimbang dua partai biru berbendara biru itu.

"Menurut saya Gerindra itu justru lebih apa ya sebagai penghormatan ya harus kalau memang disepakati nanti perlu bertambah itu Gerindra harus mendapat kesepatan pertama untuk ditawari," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Baca: Poin Pertemuan Prabowo dan Elite Pengusung Sebelum Koalisi Bubar

Lantas apa kata partai-partai lain ihwal kemungkinan berpindah ke koalisi Jokowi-Ma'ruf ini?

-Partai Gerindra

Sejumlah sumber sebelumnya menyebutkan Gerindra mendapat tawaran 2 kursi menteri, 1 kursi wakil ketua Majelis Permusyawsratan Rakyat, dan 2 kursi Dewan Pertimbangan Presiden dari pihak Jokowi. Tawaran ini dikenal dengan istilah 212. Namun sejumlah kader Gerindra berpandangan bahwa partai bentukan Prabowo Subianto ini tak perlu serta merta merapat ke koalisi pemerintah.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan wacana rekonsiliasi yang acap dilontarkan kubu Jokowi mestinya tak sekadar dimaknai sebagai bagi-bagi kekuasaan. Menurut dia, yang utama dari rekonsiliasi ialah jangan ada lagi dendam, perasaan kalah-menang, kuat-lemah atau dilemahkan.

"Jangan ada rekonsiliasi, terus menerus seseorang disangkakan, dipenjara, dituduh satu dan lain hal tanpa kesalahan dan sebagainya," kata Muzani di Jalan Sriwijaya I Nomor 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid berpandangan, partainya tak mesti bergabung dengan pemerintah untuk berkontribusi bagi bangsa. Wakil Ketua Komisi Sosial Dewan Perwakilan Rakyat ini menilai Gerindra bisa menjadi penyeimbang dan pengawas bagi pemerintah nantinya.

"Perjuangan untuk bangsa dan rakyat tidak selalu dalam bentuk bergabung dengan pemerintah," kata Sodik kepada Tempo, Jumat, 28 Juni 2019.

Meski begitu, keputusan akhir akan tetap berada di tangan Prabowo selaku Ketua Dewan Pembina partai. Ahmad Muzani mengatakan, berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra, wewenang menentukan sikap itu ada pada Ketua Dewan Pembina.

"Kebijakan ketua dewan pembina mutlak untuk mengambil langkah internal dan eksternal. Tapi kelaziman dan kebiasaan Pak Prabowo selalu melakukan rapat dewan pembina dan rapat Dewan Pimpinan Daerah seluruh Indonesia," kata Muzani. Sejauh ini, ujarnya, belum ada rapat membahas hal tersebut.

-PKS

Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan segala kemungkinan terbuka dalam politik, termasuk seumpama partainya diajak bekerja sama dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf di parlemen. Sebagaimana diketahui, PKS saat ini memiliki perwakilan di kursi pimpinan MPR. Partai dakwah ini pun mesti bekerja sama dengan partai-partai koalisi Jokowi yang lain jika ingin membentuk paket pimpinan MPR.

Menurut Sohibul, sikap partai ke depan akan diputuskan oleh Majelis Syuro PKS. "Kami lihat perkembangan politik yang ada, dan yang kedua ialah bagaimana sikap Majelis Syuro," kata Sohibul di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Juni 2019.

Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal mengatakan sikap partainya tak akan jauh dari dari koridor yang selama ini sudah terbentuk. Dia juga mengakui jati diri PKS selama ini ialah berada di luar pemerintahan alias menjadi oposisi. Dalam hal ini, PKS juga akan menimbang suara konstituen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami akan memperhatikan aspirasi masyarakat, karena konsistensi di perpolitikan Indonesia diperlukan hari ini," kata Mustafa di Jalan Sriwijaya I Nomor 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Juni 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

1 jam lalu

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri setelah melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018. Pertemuan tersebut untuk membahas hasil dari penyampaian Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang menunjuk Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019 serta Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan ustad Abdul Somad sebagai cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.


Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

1 jam lalu

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY berbicara dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat melakukan kunjungan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018. Sebelumnya, Prabowo bertemu di kediaman presiden keenam RI, SBY, pada pekan lalu. Dok.istimewa
Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.


Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

2 jam lalu

Tangakapan layar dari video pendek yang diunggah Menko Marves Luhut Pandjaitan usai dijenguk Menhan Prabowo Subianto di Singapura beberapa waktu lalu (Sumber: Instagram)
Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.


Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto, menghadiri upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa, 30 April 2024. Perayaan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengangkat tema Mengabdi Dengan Kehormatan Pelindung Sejati Kedaulatan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.


Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

4 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.


Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

5 jam lalu

Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto menghadiri acara halalbihalal dan silaturahmi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Seven, Jakarta Pusat, Minggu, 28 April 2024. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Investasi Bhlil Lahadalia hingga kedubes Arab Saudi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.


Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

6 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.


Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

9 jam lalu

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ditemui di kediaman Calon Presiden Prabowo Subianto, Rumah Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Maret 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.


Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, ketika ditemui di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.


Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

10 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.