TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Moeldoko, mengatakan keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengutus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk menemui calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, adalah untuk menurunkan tensi ketegangan pascapencoblosan.
Berita terkait: Luhut yang Diutus Jokowi dan Kedekatannya dengan Prabowo
"Substansinya saya tidak tahu. Tapi setidak-tidaknya itu perlu keseimbangan baru biar enggak terlalu kencang-kencang begini," kata Moeldoko di Rumah Aspirasi, Jakarta, Ahad, 21 April 2019.
Moeldoko menuturkan, situasi politik pascapencoblosan pada 17 April kini tegang lantaran kedua kubu sama-sama mengklaim kemenangan. Karena itu, ia menilai pertemuan Luhut sebagai pihak yang mewakili kubu Jokowi untuk bertemu Prabowo bisa menjaga keseimbangan baru dalam situasi politik.
Calon Presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi mengatakan mengutus seseorang untuk menemui Prabowo Subianto, lawan politiknya di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Menurut adik prabowo yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, utusan yang dimaksud itu adalah Luhut Binsar Panjaitan.
"Iya, mungkin, Pak Luhut Pandjaitan akan ketemu pak Prabowo," kata Hashim saat dikonfirmasi Tempo di media center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 April 2019.
Sejauh ini, 12 lembaga survei merilis hasil quick count yang menunjukkan Jokowi - Ma'ruf Amin unggul di Pemilihan Presiden 2019. Rata-rata lembaga survei itu menyebut Jokowi unggul pada kisaran 54-55 persen.
Hasil tersebut ditentang Prabowo yang mengatakan bahwa lembaga survei adalah tukang bohong yang sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh rakyat. Dia meminta mereka pindah ke negara atau benua lain, salah satunya Antartika. "Rakyat tidak percaya sama kalian," ujar Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat, 19 April 2019.