TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin akan berhadapan dengan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dalam Debat Pilpres putaran kelima pada Sabtu, 13 April 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Debat terakhir ini akan mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan industri.
Baca: Faisal Basri Dukung Jokowi, TKN: Kami Sambut yang Bukan Pemimpi
Debat kelima ini bertepatan dengan hari terakhir kampanye terbuka yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Artinya, adu gagasan ini sekaligus menjadi kesempatan terakhir bagi kedua pasangan calon untuk memapaparkan program mereka, sebelum hari pencoblosan 17 April 2019.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, kedua paslon sebenarnya kerap membahas mengenai isu yang menjadi tema debat nanti malam. Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo misalnya, menjanjikan peningkatan kesejahteraan dan perbaikan ekonomi masyarakat lewat program tiga kartu barunya, yakni Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah.
Adapun Prabowo Subianto - Sandiaga Uno kerap mengkritik pemerintah saat ini dengan menyebut adanya kebocoran uang negara ke luar negeri. Mereka pun menjanjikan sistem ekonomi yang lebih baik, salah satunya dengan program Oke Oce Nasional.
Simak juga: 4 Survei di H-5 Pencoblosan, Jokowi Masih Ungguli Prabowo
Berikut beberapa program kedua paslon di bidang ekonomi, perdagangan industri, investasi, dan kesejahteraan sosial.
1. Ekonomi
Pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin beberapa kali menyampaikan optimisme mereka bahwa Indonesia bisa masuk ke lima besar ekonomi terkuat dunia pada 2045.
Jokowi menilai selama di bawah pemerintahannya, reformasi di bidang fiskal telah mampu menghadirkan APBN yang sehat, adil, dan mandiri.
Simak juga: Ada Kampanye Jokowi di GBK, Hotel Sekitar Senayan Penuh
Bagi kubu Prabowo - Sandiaga, struktur APBN saat ini belum maksimal mendorong pertumbuhan. Karena itu, stabilitas fiskal sangat diperlukan. Salah satu programnya, adalah dengan menjaga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
2. Invetasi
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi kerap menegaskan pentingnya mengingatkan keterlibatan pihak swasta untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan untuk 2019 dan 2020. Jokowi menilai dua hal yang dapat membuat ekonomi Indonesia sehat, adalah banyaknya investasi masuk, dan ekspor harus besar.
Baca: BPN Harap Pengumuman Calon Menteri Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Adapun kubu Prabowo - Sandiaga lebih banyak menegaskan janji soal ekonomi yang lebih nasionalis. Selain itu, Prabowo juga menjanjikan kebijakan pemotongan pajak. Kedua hal ini sempat memunculkan kekhawatiran iklim investasi di bawah pemerintahan Prabowo.
Namun tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga telah membantah hal ini. "Berbagai program dan kebijakan ekonomi yang disampaikan 02 menunjukkan keberpihakannya kepada investasi dan pertumbuhan. Sama sekali tidak pernah ada kebijakan yang bersifat merugikan investor dan swasta," ujar Juru Bicara BPN Haryyadin Mahardika.