TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengakui pihaknya belum memiliki uang untuk mendanai saksi di pemilihan presiden 2019. Sandiaga mengatakan persoalan itu masih dibicarakan di internal kubunya.
Baca juga: Ketua PPATK Jelaskan Isu Audit Dana Kampanye Asing Sandiaga
Baca Juga:
"Iya malam ini (kemarin malam) kami akan ada pertemuan, besok saya akan kasih statement," kata Sandiaga di FX Senayan, Jakarta, Rabu malam, 10 April 2019.
Sandiaga tak menjawab saat ditanya bagaimana upaya yang akan dilakukan kubunya menyangkut persoalan ini. Dia lagi-lagi hanya berujar akan memberikan pernyataan setelah rapat internal.
"Saya belum punya statement untuk itu, tapi nanti setelah rapat, besok saya akan sampaikan," kata Sandiaga.
Baca: Kampanye Milenial, Sandiaga Sebut Sarengat Hingga Chairil Anwar
Hal senada sebelumnya disampaikan Direktur Saksi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Prasetyo Hadi. Prasetyo mengatakan tidak memberikan honor kepada para saksi. Dia mengaku BPN tak memiliki anggaran untuk keperluan itu.
"Kami ini paket hemat, kasarnya enggak punya duit,” kata Prasetyo di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis, 4 April 2019.
Prasetyo mengatakan BPN sejak awal sudah menyampaikan bahwa urusan saksi menjadi tanggung jawab bersama. "Tapi alhamdulilah meskipun enggak punya duit, enggak punya honor, temen-temen ingin bantingan (iuran)."
Baca: Sandiaga dan Prabowo Komunikasi Lewat Teleconference Bahas Debat
Pilpres 2019 akan berlangsung pada 17 April mendatang bersamaan dengan pemilihan legislatif. Komisi Pemilihan Umum menetapkan ada 805.068 Tempat Pemungutan Suara di Pemilihan Umum 2019 ini. Prasetyo mengatakan, setiap TPS akan dijaga oleh dua saksi sehingga mereka memiliki setidaknya 1,6 juta saksi.