Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lima Tanda Kemenangan Jokowi - Ma'ruf Menurut Indo Barometer

image-gnews
(Dari kanan) Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Rosan P. Roeslani, dan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
(Dari kanan) Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Rosan P. Roeslani, dan juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Peneliti lembaga survei Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli, mengatakan tanda-tanda kemenangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019 semakin kuat. Hal itu terpotret dari hasil survei mereka pada 15-21 Maret 2019.

Metode yang digunakan dalam survei tersebut adalah multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar lebih kurang 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca: Survei Indo Barometer: Tanda Kemenangan Kuat Ada di Jokowi

Hadi menuturkan ada lima indikator yang menunjukkan tanda-tanda kemenangan Jokowi, yakni kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebagai calon inkumben, kualitas personal Jokowi, program tiga kartu baru, dianggap mewakili aspirasi Islam, dan keunggulannya merata di berbagai segmen penting pemilih.

Hadi berujar hasil survei Indo Barometer menunjukkan 64,4 persen publik puas terhadap kinerja Jokowi dan 31,6 persen tidak puas. "Dari distribusi terhadap pilihan pasangan calon, pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi lebih banyak memilih pasangan Jokowi - Ma'ruf," kata dia di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa, 2 April 2019.

Dari sisi kualitas personal, mayoritas responden menilai Jokowi lebih baik ketimbang Prabowo. Menurut Hadi  Jokowi unggul dalam sejumlah aspek kepribadian, yakni berpengalaman (88,3 persen), dekat dengan rakyat (86,2 persen), pintar (84,4 persen), mampu memimpin (77,7 persen), Islami (74,5 persen), dan bersih dari korupsi (67,8 persen). "Sedangkan Prabowo lebih unggul dalam aspek tegas sebesar 83,2 persen dan berwibawa sebagai pemimpin 79,9 persen," ujar Hadi.

Simak: Survei SMRC tentang Elektabilitas Capres di Pilpres 2014 dan 2019

Sedangkan dalam hal kemampuan, Jokowi mengungguli Prabowo di semua aspek. Masyarakat menganggap Jokowi mampu mengatasi masalah keamanan (79,2 persen), mengatasi masalah hukum (73,9) persen, dan mengatasi masalah ekonomi (61,3 persen).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ucap hadi, sebanyak 85 persen responden menyatakan suka terhadap program tiga kartu baru Jokowi, yaitu Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Prakerja, dan Kartu Sembako. "Namun yang kenal atau tahu belum maksimal masih di bawah 40 persen," tuturnya.

Indikator kemenangan Jokowi-Ma'ruf keempat adalah karena mayoritas responden muslim menganggap Jokowi lebih mewakili aspirasi umat Islam. Sebesar 45,5 persen responden Islam merasa diwakili oleh Jokowi dan 30 persen merasa diwakili oleh Prabowo. Adapun yang tidak menjawab 24,5 persen

Hadi berujar Jokowi juga mengungguli Prabowo di semua segmen pemilih. Berdasarkan kategori jenis kelamin, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul diseluruh kategori jenis kelamin, laki-laki (51,8 persen) dan perempuan (49,8 persen).

Simak: Jokowi Targetkan 80 Persen Suara di Papua Barat

Berdasarkan kategori pulau, Jokowi-Ma'ruf unggul disemua pulau. Di Pulau Jawa (54,9 persen), Sumatera (42,4 persen), dan pulau lainnya (48,5 persen).

Berdasarkan kategori agama,  Jokowi - Ma'ruf unggul di semua pemeluk agama, Islam (46,4 persen), Kristen Katolik dan Protestan (82 persen), Hindu (100 persen), dan Budha (100 persen).

Adapun berdasarkan kategori organisasi masyarakat Islam  Jokowi - Ma'ruf unggul di semua ormas Islam. Di pemilih Nahdlatul Ulama (54 persen)  dan Muhammadiyah (45 persen).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

8 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.


Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto menghadiri acara halalbihalal dan silaturahmi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Seven, Jakarta Pusat, Minggu, 28 April 2024. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Investasi Bhlil Lahadalia hingga kedubes Arab Saudi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.


Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

8 jam lalu

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?


Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

8 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.


Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

9 jam lalu

Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Lebaran Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada puncak arus balik lebaran 2024 tanggal 14 April 2024 diperkirakan sebanyak 41 juta orang atau sekitar 21,2 persen dari total pemudik akan kembali ke kota masing-masing. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.


Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

9 jam lalu

Prabowo Subianto, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokow Widodo. TEMPO
Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.


Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

9 jam lalu

Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertolak menuju Jawa Timur untuk kunjungan kerja, Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Maret 2024. Foto Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.


Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

10 jam lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.


Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

12 jam lalu

Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan


Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

13 jam lalu

Presiden Joko Widodo meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.