TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean mengatakan kubunya tak akan menjadikan hasil survei Roy Morgan sebagai acuan. Dia berujar hal ini juga berlaku untuk lembaga sigi lainnya yang dianggap terafiliasi dengan calon presiden tertentu.
Baca: Survei Roy Morgan: Jokowi Raup 58 Persen, Prabowo 42 Persen
"Kami melihat ini hanya sebagai bunga-bunga demokrasi saja yang hasilnya tidak bisa dipercaya," kata Ferdinand kepada Tempo, Ahad, 3 Maret 2019.
Survei Roy Morgan menyatakan pasangan calon Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin akan memenangkan pemilihan presiden 2019 dengan mudah. Lembaga sigi asal Australia ini mencatat elektabilitas Jokowi unggul 58 persen per Januari 2019. Angka ini meningkat dibanding lima tahun lalu saat pilpres 2014. Sedangkan penantangnya, Prabowo mendapat 42 persen atau turun 5 persen ketimbang pilpres sebelumnya.
“Jokowi memiliki dukungan pedesaan yang kuat sementara Prabowo kompetitif di daerah perkotaan,” kata Michele Levine, Chief Executive Officer Roy Morgan seperti dikutip dari www.roymorgan.com, Ahad, 3 Maret 2019.
Preferensi dukungan terhadap Jokowi di daerah pedesaan mencapai 63,5 persen. Sementara Prabowo sebesar 36,5 persen. Di wilayah perkotaan, elektabilitas kedua paslon bersaing ketat. Jokowi memperoleh 53 persen dan Prabowo 47 persen.
Ferdinand mengakui elektabilitas Prabowo masih tertinggal dari Jokowi. Namun, dia mengklaim selisihnya tak sebesar survei Roy Morgan atau hasil lembaga sigi lainnya. Menurut Ferdinand, lembaga survei saat ini kesulitan memotret preferensi pemilih.
Dia mengklaim banyak masyarakat tak berani mengemukakan pilihannya, terlebih jika pilihan itu jatuh kepada Prabowo - Sandiaga. "Ini banyak kami temui, mereka takut bermasalah posisinya kalau ketahuan mendukung Prabowo," ujarnya.
Ferdinand juga mengakui elektabilitas Jokowi unggul di pedesaan. Dia menyebut hal itu terjadi karena masyarakat pedesaan tak mendapatkan informasi yang faktual dan akurat tentang Jokowi dan Prabowo.
Kubu Prabowo berulang kali mengklaim selisih elektabilitas Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Ma'ruf terpaut sekitar 11 persen. Mereka juga mengklaim bakal mengungguli elektabilitas petahana.
Baca: Roy Morgan: Jokowi Lebih Unggul di Pedesaan Ketimbang Prabowo
"Kami optimistis bahwa Prabowo - Sandi nanti akan mampu membalikkan suasana ini ketika 17 April 2019, masyarakat menyampaikan pilihannya di kotak suara," kata Ferdinand.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | DEWI NURITA