TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Jenggala Center Ibnu Munzir mengklaim selisih elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi - Ma'ruf dari lawan mereka, pasangan Prabowo - Sandiaga, mencapai dua digit.
Baca: Sempat Turun 2 Persen, Kubu Jokowi Klaim Menang Tebal di Jateng
"Dari data internal kami, hampir semua surveyor (menyatakan selisih elektabilitasnya) dua digit," kata Ibnu Munzir di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Ahad, 3 Februari 2019.
Ibnu menuturkan, pihaknya akan terus mendorong agar selisih tersebut terus melebar. Jenggala Center sendiri menggunakan strategi terjun langsung ke lapangan untuk meraih suara.
Menurut Ibnu, Jenggala Center mengaktifkan mesin pemenangan di 27 dari 34 provinsi untuk meraup suara. "(Tidak semua diaktifkan) karena kami menganggap provinsi lainnya sudah dalam posisi aman," katanya.
Dia menuturkan, tim akan berfokus meningkatkan perolehan suara di wilayah-wilayah tersebut dengan berpatokan kepada elektabilitas Jokowi-Jusuf Kalla saat pemilihan presiden 2014. Targetnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf bisa melebihi elektabilitas Jokowi-Jusuf Kalla. Pada pilpres 2014, suara Jokowi-JK 53,15 persen; sementara Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa memperoleh suara 46,85 persen.
Jenggala Center juga menerjukan tim Jaringan Nusantara yang berpengalam pula di 2014. Menurut Ibnu, organisasi yang mayoritas berisi pendukung Jusuf Kalla itu memberi dampak cukup signifikan. Di Sulawesi Selatan misalnya, suara Jokowi-Ma'ruf naik hingga lima persen dalam waktu dua pekan.
Baca: Elektabilitas Turun 2 Persen, Jokowi Minta Pendukung Optimistis
Ibnu mengatakan Jusuf Kalla juga mengerahkan timnya untuk menenangkan Jokowi-Ma'ruf. "Kalau Pak JK dan Jenggala turun, insya Allah semuanya kembali pada posisi yang diharapkan, itu bisa terwujud," katanya.