TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, moderator, dan panelis debat calon presiden kemarin bertemu membahas teknis acara di Hotel Bidakara, yang juga menjadi lokasi debat perdana pada 17 Januari mendatang. Menurut Komisioner KPU, Pramono Ubaid, pihaknya telah menyerahkan daftar pertanyaan debat capres yang sudah disusun oleh panelis kepada tim sukses kedua pasangan calon.
Baca: Ira Koesno Ingin Debat Capres Berlangsung Panas
“Pertanyaannya berjumlah 20 buah yang berisikan empat tema debat, yakni hukum, korupsi, HAM, dan terorisme. Setiap tema terdiri atas lima pertanyaan,” ujarnya, Kamis, 10 Januari 2019.
Sebelumnya, KPU bersama tim sukses kedua pasangan memutuskan memberi daftar pertanyaan debat kepada setiap pasangan calon. Hal ini dilakukan agar para calon dapat menjawab pertanyaan dengan detail. "Debat itu salah satu metode kampanye yang tujuannya supaya inti dari kampanye itu sendiri dapat tercapai," kata Ketua KPU Arief Budiman, Sabtu pekan lalu.
Arief menuturkan, ada dua model lontaran pertanyaan yang akan diberikan kepada pasangan calon. Pertama, model pertanyaan terbuka. Dalam model ini, moderator akan mengajukan beberapa pertanyaan dari daftar yang sudah diberikan. "Masing-masing cuma tiga pertanyaan ke setiap pasangan calon yang mewakili tiga segmen. Pertanyaannya akan diacak walaupun semua diberi tahu."
Baca juga: SBY Akan Bantu Memoles Gaya Komunikasi Prabowo untuk Debat Capres
Model kedua, ia menambahkan, adalah pertanyaan tertutup. Dalam model ini, setiap pasangan calon akan melontarkan pertanyaan ke pasangan lain. "Paslon 01 mengajukan pertanyaan kepada paslon 02, kemudian paslon 02 mengajukan pertanyaan ke paslon 01. Ini tidak ada yang tahu pertanyaannya seperti apa," Arief mengungkapkan.
Ira Koesno—salah seorang moderator debat perdana—optimistis debat tidak akan berjalan monoton meski pertanyaannya sudah disampaikan. "Satu pertanyaan, jawabannya hafalan. Tapi pertanyaan berikutnya dikembangkan," tuturnya. Dia pun berharap debat berjalan panas, namun tertib.
Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum, Mochammad Hafifuddin, menuturkan rapat juga membahas soal alat peraga. KPU dan kedua tim sukses sepakat tidak membawa alat peraga ke dalam ruang debat. Sebagai gantinya, KPU akan menyediakan kipas dengan jumlah yang sama kepada tim sukses. “Jika terdapat alat peraga lain, Bawaslu dan KPU akan menyitanya,” ucap dia.
Baca: Dua Kubu Berharap Debat Capres Bisa Raup Suara Swing Voters
Afif mengungkapkan, peran Bawaslu dalam debat nanti adalah memastikan agar kesepakatan dalam rapat ini dipahami dan dilakukan oleh kedua tim. Selain itu, mereka mengawasi konten yang disampaikan dalam debat. Adapun jumlah kursi yang disediakan untuk kedua tim pendukung masing-masing 100 kursi.
Dua kubu yang akan berlaga nanti berharap bisa meraup suara swing voters melalui debat pertama. Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, M. Romahurmuziy, menyebutkan angka swing voters yang besar menjadi peluang meraup suara. "Dari survei yang dilakukan sejak pendaftaran pilpres, jumlah swing voter bergerak dari 10 hingga 20 persen lebih," ujarnya.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, mengatakan timnya akan bekerja keras meyakinkan pemilih lewat debat pertama. "Lewat debat ini, kami berkesempatan meyakinkan massa mengambang untuk menentukan pilihan," ujar Hasto di lokasi yang sama.
Adapun kubu pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga telah menyiapkan strategi menggaet pemilih mengambang dan pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters). Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said, mengatakan timnya menyiapkan materi yang sesuai dengan segmen pemilih mengambang dan pemilih yang belum menentukan pilihan. "Kami mesti memahami aspirasi mereka, berbicara dengan bahasa mereka," kata Sudirman di Media Center Prabowo-Sandiaga, Rabu lalu.
Sudirman mengatakan Badan Pemenangan menemukan para pemilih mengambang dan yang belum menentukan pilihan umumnya orang-orang yang berpendidikan. Cara untuk meyakinkan kelompok ini, dia mengimbuhkan, adalah dengan memberi data, fakta, dan argumentasi yang masuk akal. "Kalau diberi rencana yang masuk akal, pasti mereka akan teryakinkan."
SYAFIUL HADI | DEWI NURITA | REZKI ALVIONITASARI