TEMPO.CO, Surakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengunjungi para perajin mebel rotan di Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jum'at 28 Desember 2018. Kepada para perajin, dia mengaku pernah memiliki bisnis serupa, namun tutup karena merugi.
Baca: Debat Capres I Angkat Isu HAM, Sandiaga Sebut Prabowo tak Masalah
Kunjungan serta dialog itu digelar di rumah salah satu perajin, Slamet. "Saya pernah bisnis seperti Pak Slamet ini, tapi bisnis saya tidak slamet (selamat)," katanya menceritakan pengalamannya.
Pabrik mebel berbahan rotan milik Sandiaga berada di kawasan Curug. "Dulu sehari bisa menjual dua kontainer," katanya. Semua hasil produksinya diekspor ke luar negeri.
Hanya saja, bisnis tersebut ternyata kurang beruntung. "Penjualan terus menurun," katanya. Dia akhirnya menutup pabriknya pada 2002. Perusahaan itu harus menjual aset berupa tanah untuk menutup hutang.
"Harga rotan yang fluktuatif menjadi salah satu penyebabnya," kata dia beralasan. Dia juga menyebut pada saat itu pemerintah juga memperbolehkan ekspor rotan mentah ke luar negeri. Kondisi itu membuat para perajin justru kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
Simak: Viral, Video Sandiaga Lewati Jembatan Kayu: Seperti Indiana Jones
"Jika saya mendapat amanah (untuk menjadi wakil presiden), maka stop ekspor barang mentah," kata Sandiaga. Sehingga perajin dalam negeri bisa mengolahnya dengan leluasa. Dia juga berjanji akan melakukan tindakan tegas terhadap para pengekspor rotan ilegal.