TEMPO.CO, Jakarta-Sekertaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan partainya tidak mendapat keuntungan apa-apa dengan mengganggu Partai Demokrat. Pasalnya, menurut hasil survei internalnya, PDIP tidak beririsan langsung dengan Demokrat.
“Sekali lagi tidak ada untungnya bagi kami untuk mengganggu pihak Demokrat,” ucap Hasto dalam konferensi pers di Media Center Jokowi - Ma’ruf, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Desember 2018.
Baca: Setelah Bertemu Prabowo, SBY: Tolong Kami Jangan Diganggu
Sebaliknya, menurut Hasto yang beririsan dengan Partai Demokrat justru Partai Gerindra. Ia mengatakan turun naiknya salah satu dari kedua partai ini akan saling memengaruhi. “Dengan demikian semakin bersinar Demokrat semakin turun Gerindra,” ujar dia.
Selain dengan Gerindra, menurut survei internal Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf Amin, Demokrat juga beririsan dengan Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Nasional Demokrat (NasDem). Dinamika kelima partai ini, menurut Hasto, akan saling berhubungan.
Karena tidak adanya irisan langsung inilah, kata Hasto, motif PDIP untuk mengganggu Demokrat sangat lemah. Ia pun meminta agar semua pihak untuk meningkatkan kedewasaan dalam berpolitik. Baik kubu yang ada di dalam pemerintah, maupun yang berada di luar pemerintah.
Simak: Menangkan Demokrat dan Prabowo, SBY Gunakan Strategi Double ...
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) usai menggelar pertemuan dengan Prabowo dan tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga di kediamannya, Jumat, 21 Desember, meminta agar tidak ada pihak yang mengganggu partainya dan partai koalisi Prabowo - Sandiaga.
SBY mengatakan pihaknya telah berjuang sesuai konstitusi dan secara baik-baik. Ia pun mengatakan bahwa semua pihak bisa berikhtiar dan berjuang dengan jalan masing-masing. "Tolong kami jangan diganggu, karena kami tidak akan pernah mengganggu siapapun," kata Presiden Indonesia ke-6 ini.
Lihat: Beberkan Dalang Perusakan Bendera, Demokrat Sebut Pejabat A, B, C
Adapun menurut klaim Hasto, partai politik dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi - Ma’ruf Amin justru dapat saling melengkapi karena basis pemilih yang tidak homogen. Hasto mencontohkan Golkar kuat di kalangan pekerja kelas menengah, PDIP banyak didukung kaum perempuan dan anak muda. Karyawan swasta, menurut Hasto, banyak yang menjadi basis suara NasDem, adapun di basis NU ada PKB dan PPP.
Karena hal inilah, kata Hasto tak ada ketegangan dalam koalisinya. Ia pun menjanjikan pemerintahan yang efektif dari harmoni ini. “Sehingga tawaran kami untuk menghasilkan pemerintahan yang efektif, narasi pemerintahan efektif itu akan tercipta,” tutur dia.